Hujan peluru serta ledakan bom menjadi sebuah pemandangan sehari-hari yang menjadi tontonan rakyat Suriah semenjak tahun 2011 lalu. Perang yang terus berkecamuk mengakibatkan begitu banyak tangis serta penderitaan bagi para warga negara Suriah yang harus kehilangan orang-orang tercinta hingga tempat tinggal mereka.
Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang lazim kita lihat di negara yang tengah dilanda perang tersebut. Memang masih banyak anak-anak serta orang yang terus berjuang dan tetap tersenyum dibalik segala kekacauan yang terjadi. Hanya saja, itu berlaku hanya segelintir orang yang bisa terus bersyukur di tengah segala terpaan hidup yang berat. Mungkin senyuman di wajah serta ucap syukur kepada sang Pencipta adalah usaha terakhir mereka untuk bisa terus mensyukuri hidup mereka.
Tanpa diduga, ada sebuah bentuk kebahagiaan lain yang datang melalui sebuah olahraga yang telah seringkali mempersatukan banyak bangsa. Tim nasional Suriah, dengan segala keterbatasan mereka berhasil menjaga asa untuk mampu tampil pertama kalinya dalam ajang olahraga terbesar seantero jagad, Piala Dunia. Meskipun harus sampai meminjam stadium ke tanah Malaysia karena tidak kondusifnya suasana di Suriah, para pejuang lapangan hijau timnas Suriah berhasil melewati hadangan tim-tim kuat Asia lainnya seperti Iran dan Korea Selatan yang bisa mereka tahan seri dengan skor 0-0.
Sempat harus kembali pindah Stadium sejauh 40 Mil ke Malaka, Malaysia, timnas Suriah tidak patah semangat untuk memberikan harapan bagi rakyat mereka. Timnas kuat Uzbekiztan berhasil ditakhlukan dengan skor 1-0. Mereka juga berhasil menahan imbang Tiongkok 2-2, serta mengalahkan Qatar 3-1. Hasil ini membawa mereka bersaing ketat dengan raksasa Asia, Korea Selatan pada laga pamungkas grup A.
Sungguh sayang, mereka hanya berhasil meraih hasil imbang 2-2 saat menjamu Iran di laga terakhir grup A. Meski demikian, gol menit akhir penyama kedudukan dari Omar Al-Somah cukup untuk membuat bangsa yang tengah tertimpa perang itu bercucuran air mata bahagia. Bayangkan saja, sang komentator begitu histeris merayakan gol tersebut hingga menangis pada saat siaran langsung masih berjalan. Sungguh dramatis dan emosional!
Hasil ini membawa Iran dan Korea Selatan lolos otomatis ke Piala Dunia dan Suriah menempati posisi 3 dimana mereka harus bertarung 2 kali lagi untuk bisa lolos ke putaran utama di Rusia tahun depan. Suriah akan menghadapi Australia yang juga menempati posisi 3 di grup B zona Asia. Jika berhasil mengatasi perlawanan Australia, Suriah akan menghadapi tes terakhir saat menghadapi penghuni peringkat 3 zona CONCACAF.
Entah apa yang tengah berkecamuk dalam pikiran para pemain tim nasional Suriah saat ini. Meski mereka pernah lolos ke ajang Piala Dunia di tahun 1950, 1962, dan 1966, mereka mengundurkan diri akibat satu dan berbagai hal. Andai mereka benar berhasil melaju ke Rusia tahun depan, mungkin kisah mereka akan menjadi salah satu kisah terbaik dimana sepakbola, sekali lagi, memberikan harapan serta kebahagiaan bagi mereka yang tengah dilanda putus asa.