Son Heung Min mungkin tak akan melupakan kejadian yang menimpanya pada pertandingan menghadapi Everton di Goodisan Park kemarin. Tekel cerobohnya secara tidak langsung mengakibatkan André Gomes harus keluar lapangan dengan kondisi patah kaki hingga harus langsung dilarikan ke rumah sakit untuk tindakan darurat. Meski Serge Aurier juga terlibat namun Son menjadi pihak yang diberikan kartu merah akibat aksi cerobohnya.
Dengan berurai air mata dan raut wajah penuh penyesalan, Son meninggalkan lapangan. Meski semua paham bahwa aksinya itu tidak disengaja, Son akan memiliki noda tersendiri untuk sisa karirnya nanti. Bagi Son, sindiran serta kemarahan pendukung tentu akan jadi tanggungan yang mau tak mau harus bisa Ia terima. Dan bagi André Gomes, nasib buruk ini adalah satu dari sedikit banyak kelam hidup sebagai seorang atlit, khususnya pesepakbola. Kini kita hanya bisa mendoakan kesembuhan terbaik baginya dan juga semoga saja Gomes bisa secepat mungkin bangkit hingga bisa kembali merumput seperti sedia kala.
Niko Kovac dan Granit Xhaka jadi sosok lain yang harus menjalani beratnya kehidupan atlit atau pelatih dari olahraga paling populer ini. Jika Xhaka harus menanggung kemarahan para pendukung Arsenal yang sudah jengah akan aksinya, Kovac harus rela diberhentikan secara hormat oleh Bayern Muenchen meski musim sebelumnya berhasil mempersembahkan 3 titel di ajang domestik.
Xhaka harus sadar bahwa ujaran kebencian pasti akan menerpanya apalagi melihat posisinya sebagai kapten dan pemain utama di klub sepopuler Arsenal. Sayangnya Xhaka meledak dan memberikan respon yang salah. Hal ini sedikit banyak membentuk persepsi masyarakan akan sifat Xhaka yang manja serta nampak tidak tahu resiko dari profesinya sebagai seorang pesepakbola yang sebenarnya, sudah lebih mirip dengan profesi seorang selebritas. Tentu semua manusia mempunyai batasnya masing – masing, tapi untuk bertindak ceroboh seperti Xhaka adalah persoalan yang cukup unik. Wajar rasanya melihat reaksi beragam yang keluar apalagi setelah Xhaka memberikan klarifikasi terkait aksinya tersebut.
Bagi Kovac, Ia tahu bahwa tim sebesar Bayern Muenchen tidak bisa menolerir sedikit saja cacat dalam tim mereka. Di sini Kovac bersikap dewasa. Ia tau bahwa prestasinya musim ini jauh dari kata membanggakan untuk tim selevel Muenchen. Selain harus rela menerima pemecatan, penghakiman dari sisi pihak luar juga harus Ia terima meski terkadang perkataan yang dilontarkan para netizen sulit diterima dengan akal sehat.
Bagian terpenting dari menjadi sosok ternama saat ini adalah kemampuan untuk bersikap cuek dan sedikit tidak peduli. Karena kita sudah melihat contoh sosok yang terus mampu mendulang prestasi meski terus diserang dari berbagai sisi dengan pemberitaan dan kondisi yang kurang menyenangkan. Mau tahu 2 sosok tersebut?
Banyak – banyaklah belajar cuek dari sosok Cristiano Ronaldo dan Jose Mourinho. Mereka tahu benar cara berespon akibat konsekuensi dari kehidupan mereka yang bergantung pada olahraga paling populer di dunia ini.