Akhir pekan lalu, berita mengenai Neymar yang bersitegang dengan wasit setelah diberikan kartu kuning membuat banyak penggemar sepakbola marah. Hal ini dikarenakan alasan wasit yang dianggap tak masuk akan oleh banyak pihak, terutama pastinya bagi Neymar yang nampak terkejut akan keputusan wasit. Pasalnya, Neymar diberikan kartu karena melakukan aksi rainbow flick dan dianggap melakukan aksi yang mempermalukan pihak lawan. Alasan yang sungguh menggelikan. Jika masih bermain, Ronaldinho dan Dennis Bergkamp nampaknya akan sering mendapatkan kartu kuning bahkan merah karena aksi individu mereka yang menawan.
Aksi Neymar ini berbuntut panjang karena Neymar tertangkap kamera tidak terima dan terus memperkatakan kekecewaannya saat berada di lorong pemain. Hal ini membuatnya terancam didenda lebih jauh oleh federasi sepakbola Perancis. Neymar sendiri menunggah foto di akun Instagramnya dan menuliskan caption, “I just play football” atau yang berarti “Saya hanya bermain sepakbola”.
Tentu hal ini semakin menjauhkan esensi keseruan olahraga sepakbola. Betapa konyolnya kini peraturan baru di lapangan membuat olahraga paling populer ini sedikit kehilangan magisnya. Tentu saja teknologi garis gawang adalah hal yang baik. Namun, berbicara tentang Video Assistance Referee (VAR) dan peraturan dilarang melakukan aksi – aksi seru ala street football atau dulu di Brazil dikenal dengan Joga Bonito tentu saja membuat banyak pihak merasa dirugikan. Selain itu, para pendukung sepakbola yang langsung datang mendukung klub kesayangannya pun seringkal kehilangan momen – momen berharga karena keputusan wasit yang tak lagi bulat dan lebih bergantung pada teknologi baru tersebut. Bayangkan saja, pada laga Spurs vs Manchester City kemarin, hadiah tendangan penalti baru diberikan pada City 5 menit setelah Sergio Aguero dilanggar. Menggelikan.
Tentu para penggemar sepakbola ingin agar olahraga mereka tercinta bisa terus berkembang ke arah yang lebih baik. Tapi sayang, saat ini perkembangan teknologi malah mengakibatkan olahraga sepakbola menjadi kurang seru dan kehilangan drama utamanya sebagai yang terbaik di antara cabang olahraga lainnya.
Sungguh disayangkan.