Sabtu besok Leicester City akan menghadapi Chelsea dalam lanjutan laga Liga Inggris di Stamford Bridge. Setelah musim lalu bermain imbang 1-1 sembari diberikan sambutan guard of honour sebagai sang juara, kali ini Leicester City kembali datang sebagai juara bertahan yang siap kembali memberikan perlawanan sengit.
Ada satu hal yang akan menjadi perhatian lebih dalam pertandingan yang satu ini. Sosok pemain yang menjadi favorit dari seluruh pendukung Leicester City akan bereuni dengan sahabat dan rekan setimnya dalam balutan seragam yang berwarna sama, namun dalam sebuah tim yang berbeda.
N’golo Kante merupakan salah satu kunci utama keberhasilan Leicester meraih gelar juara Liga Inggris mereka musim lalu. Kante dipercaya sebagai kepingan puzzle yang sangat krusial dalam perjuangan mereka menjungkir balikkan prediksi 5000-1 dan menjelma sebagai salah satu pembelian dan pemain terbaik Liga Inggris musim 2015/2016. Pada saat Jamie Vardy dan Riyad Mahrez memperpanjang masa bakti mereka bersama Leicester, nampaknya seluruh tim yang menciptakan keajaiban musim lalu itu akan tetap terus bersama menghadapi persaingan di musim mendatang. Ranieri bahkan berujar bahwa ia berharap setidaknya seluruh pemainnya akan tetap bertahan, setidaknya satu musim lagi setelah mereka menikmati atmosfer dan ketatnya persaingan laga Liga Champion Eropa.
Kenyataan berbicara lain. Ranieri mengakui bahwa ada satu pemainnya yang ingin hengkang. Kepergian Kante ke Stamford Bridge menjadi pukulan keras tidak hanya bagi Ranieri dan para penggemar setia mereka. Sebagai roda gigi utama tim musim lalu, kepergian Kante kini sangat dirasakan oleh Leicester City. Didatangkan dari Caen dengan mahar 5,6 juta Poundsterling, Ranieri bahkan saat itu tidak tahu menahu akan sepak terjang sang pemain. Ranieri yang kala itu juga baru datang sebagai pengganti Nigel Pearson mempercayakan proses transfer Kante sepenuhnya kepada Steve Walsh. Dan sepak terjang Kante di Leicester setelahnya telah tertulis dalam buku sejarah.
Jikalau dulu kehilangan Esteban Cambiasso dapat segera terlupakan oleh kehadiran sosok Kante, maka musim ini kehilangan tersebut nampak sulit untuk diobati begitu saja. Daniel Amartey yang kini bermain di posisi Kante hanya mencatatkan 1.5 tackles dan 1.2 interceptions di setiap pertandingan yang selama ini ia jalani, berbanding jauh dengan Kante di rata-rata 4.7 tackles dan 4.2 interceptions dalam jumlah pertandingan yang sama. Rata-rata jumlah tackle dan intercept keseluruhan tim juga bahkan menurun dari rataan 22 ke 16 tackles dan 19 ke 14 jumlah interceptions.
Meski pembelaan dapat dilakukan mengingat usia Amartey yang masih berusia 21 tahun, sosoknya diyakini bukan merupakan pemain yang cocok untuk mengisi lubang yang ditinggalkan Kante. Sosok lain yang didatangkan dari Nice sebesar 10 juta Poundsterling untuk mengisi lubang tersebut adalah Nampalys Mendy. Sayangnya, Mendy mengalami cedera pergelangan kaki setelah hanya merumput selama total 53 menit musim ini.
Melihat fakta diatas, kehilangan Kante bagi Leicester merupakan sebuah berkah bagi Chelsea. Bersama Chelsea, Kante merupakan salah satu pemain yang bermain paling konsisten musim ini. Meski ada perbedaan gaya bermain diantara kedua tim, Kante nampak masih menjadi kepercayaan utama pelatih Chelsea saat ini Antonio Conte.
Bermain lebih mengandalkan penguasaan bola, Kante kini bermain lebih mirip dengan sepak terjangnya kala membela Perancis di Piala Eropa 2016 lalu. Sering diposisikan sebagai deep-lying playmaker, Kante kini menguasai bola lebih banyak dibandingkan dengan kala ia membantu sistem serangan balik kilat di Leicester City. Musim ini Kante secara rata-rata melakukan 65 jumlah operan bersama Chelsea. Berbanding hampir setengahnya dengan total rataan 39 jumlah operan bersama Leicester musim lalu.
Bersama Chelsea, Kante membutuhkan partner di lapangan tengah untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Seperti apa yang ia sajikan bersama Danny Drinkwater musim lalu, kini Cesc Fabregas, Nemanja Matic, ataupun Jon Obi Mikel diharapkan mampu melakukan hal serupa guna memaksimalkan peran Kante di Chelsea.
Apapun yang terjadi, saat ini kehilangan Kante adalah sebuah permasalahan bagi Leicester. Orang yang sangat dirindukan itu akan segera kembali. Bukan sebagai kawan namun sebagai lawan.
Mengutip apa yang Ranieri katakan beberapa saat sebelumnya, pernyataan ini mengupas sempurna betapa penting dan dirindukannya Kante oleh mereka yang ditinggalkan.
“Alasan Chelsea memboyong Kante adalah karena Kante bermain bagaikan 2 pemain musim lalu. Wasit menghitung bahwa jumlah pemain kami di awal pertandingan berjumlah 11 orang, namun sebenarnya kami selalu bermain dengan jumlah 12 orang pemain.”
Picture source: Eveningstandard.com