Harry Kane adalah salah satu penyerang terbaik dunia saat ini. Biasanya, pemain dengan kaliber tersebut setidaknya punya gelar juara bersama klub yang Ia bela selain tentunya penghargaan sebagai pencetak gol terbanyak selama Ia berkarir. Sayang, Kane yang sudah membela Spurs semenjak Ia berusia 11 tahun nyatanya belum merasakan gelar juara bersama klub yang Ia bela tersebut.
Tiga kali Kane nyaris juara di final Liga Champions, Piala Carabao serta kalah adu penalti dari timnas Italia di ajang Piala Eropa bersama Inggris. Menimbang rasa frustasi yang Ia rasakan, wajar bila Kane ingin hijrah ke Manchester City, klub yang memberinya peluang besar untuk tetap tampil optimal sekaligus mengakhiri musim dengan gelar juara.
Namun kenyataan memaksa Kane bertahan. Daniel Levy selaku pemilik klub Tottenham Hotspurs tak bergeming dengan tawaran City. Kane dianggap sebagai pemain tak tergantikan dan hanya akan dilepas dengan mahar minimal 165 juta Poundsterling, sebuah nomimal yang teramat besar bagi klub manapun. Dan setelah beberapa waktu terus diberitakan segera angkat kaki dari Spurs, Kane memuat pernyataan resmi melalui akun sosial medianya bahwa musim ini Ia dipastikan bertahan dan akan 100% memberikan yang terbaik bagi klub masa kecilnya tersebut.
Secara pribadi, saya bukanlah pendukung Spurs maupun penggemar berat Kane. Namun, tentu ingin rasanya melihat seorang atlit bisa memaksimalkan potensinya di lingkungan yang paling ideal sehingga pada akhirnya mendapatkan apa yang selayaknya mereka dapat. Kane pantas mendapatkannya setelah konsistensi yang Ia tunjukkan dari musim ke musim secara luar biasa.
Kane mungkin takkan selamanya berada di Spurs. Namun bisa saja, Ia sudah melewatkan kesempatan terbaiknya untuk pergi dan bersinar di era keemasannya yang sedang terjadi saat ini.
Nasib.