Keriangan Masa Kecil Rio Haryanto - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Keriangan Masa Kecil Rio Haryanto

Menggeluti dunia balap sejak usia enam tahun berpengaruh banyak pada kepribadian seorang Rio Haryanto, pebalap yang bisa disebut sebagai yang terbaik yang pernah lahir dari Indonesia saat ini.

Olahraga salip menyalip memang menjadi kegemaran Rio dari kecil. Hobi itu kemudian berkembang jadi mimpi yang menjadi kenyataan, Rio jadi pebalap Merah Putih pertama yang menembus Formula 1.

Terjun ke dalam ajang balap level elite itu bukan persoalan mudah. Selain harus menempuh berbagai jenjang, mulai Gokart hingga GP2, ia pun perlu membawa dana sponsor yang jumlahnya tak kecil yaitu sebesar 15 juta euro, atau setara Rp225 miliar. Untuk mewujudkannya, Rio terus berkeliling dari media ke media, instansi ke instansi, menemui sekian banyak pihak demi meminta dukungan agar bisa menggapai cita-citanya tersebut.

Dari awal mula keterlibatannya di Formula 1, Rio pun telah mengalami banyak masa-masa mendebarkan. Hal ini diceritakan ibunda Rio, Indah Pennywati.

“Ya, ketika Rio akan masuk ke F1, memang sangat krusial sekali soal dana. Tadinya Pertamina belum pasti memberi dukungan. Waktu itu kepastiannya ditunggu Manor. Di situ Rio benar-benar stres karena itu adalah kesempatan dia untuk berada di Formula 1. Tahun depan belum tentu ada kursi untuk dia,” kata Indah.

Indah mengungkapkan, adalah sang manajer Piers Hunnisett yang menjadi orang pertama yang mengetahui bahwa Rio berhasil menembus Formula 1. Rio sendiri baru dikabari hanya satu hari sebelum pengumuman resmi yang digelar Pertamina, 18 Februari silam.

“Sekitar pukul delapan malam, Piers mengajak mengajak Rio duduk di dekatnya. Rio langsung dipeluk Piers dan kami semua terharu. Saya, Piers, dan Rio. Akhirnya semua yang sudah dicita-citakan dan diharapkan dengan kerja keras dia akhirnya bisa membuahkan hasil,” kata Indah.

Kesuksesan memastikan satu kursi Formula 1 bukan berarti akhir kerja kerasnya. Tugas selanjutnya menanti Rio, yaitu berkenalan dan menaklukkan kerumitan mobil Formula 1. Menjalani waktu balapan yang lebih lama yang membutuhkan ketahanan fisik yang lebih tinggi, atau bekerja sama dengan tim yang jauh lebih besar ketimbang saat di GP2.

Seiring waktu, menurut Indah, berbagai tantangan ini mengubah Rio menjadi sosok yang lebih serius.

“Sebenarnya dia itu dari kecil anak yang ceria. Jadi waktu kecil itu masih gemuk, dan banyak temannya, serta gemar main basket. Memang dia dari kecil senang olahraga,” kata Indah.

“Nah sekarang ini dia jadi lebih pendiam, karena memang harus fokus ke balap. Kadang-kadang kami juga susah menemuinya. Sekarang juga tidak terlalu banyak bicara seperti dulu. Dia selalu konsentrasi dan berpikir terus ke mobilnya ini,” kata Indah.
Indah sadar, hal itu adalah konsekuensi jalan hidup yang dipilih anaknya yang kini berusia 23 tahun tersebut.

Dalam olahraga yang memaksa para pebalapnya memacu mobil hingga lebih dari 200 kilo meter per jam itu, ketelitian memang sangat dibutuhkan. Perbedaan satu detik, atau satu derajat dalam memutar setir, bisa berarti banyak.

Hal inilah yang selalu menjadi beban pikiran Rio tahun ini, ketika ia pertama kalinya menyandang status sebagai pebalap Formula 1.

“Dia selalu berpikir: Saya kurang apa? Tadi saya kok melakukan salah di sini? Itu terus menjadi beban pikiran. Jadi tidak hanya sekadar balap dan selesai. Kecuali memang kalau ada libur panjang, dia bisa lebih santai,” tambahnya.

Indah sendiri menjadi sosok penting dalam perkembangan Rio sebagai pebalap. Indah selalu mendukung dan mendampingi perjalanan sang anak bungsu dari empat bersaudara tersebut. Indah juga menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Rio sebagai pebalap seperti surat-surat, perizinan, transportasi, pakaian, sampai makanan.

“Kalau saya ikut ke arena balap, dia (Rio) itu sebenarnya kurang suka. Karena pebalap-pebalap yang lain kan tidak banyak yang diikuti oleh orang tuanya. Tapi kita ini sebagai orang timur ya kadang-kadang kekhawatiran itu lebih besar,” ujar Indah.

Pengorbanan Indah pun Rio balas dengan berbagai prestasi balap. Sejak pertama kali ikut ajang balap pada 2008, Rio terhitung sudah 41 kali naik podium. Ia juga pernah berakhir di peringkat ketiga Formula Asia 2.0 2008 dan menjadi juara di Formula BMW Pasific 2009.

Ketika berkarier di GP2, Rio juga sempat tiga kali menjadi juara dalam seri balapan di Bahrain, Austria, dan Inggris.

Pada akhirnya dalam dua tahun terakhir Rio juga menjadi pemuda yang paling dibicarakan di Indonesia. Terlebih saat dia berhasil mendapat satu slot di ajang Formula Satu (F1).

Sumber foto: jpnn.com

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.