Jurgen Klopp pantas merasa frustasi atas hasil seri 0-0 anak asuhnya dengan Everton pada Merseyside Derby kemarin. Klopp bahkan menyindir pertanyaan wartawan yang menanyakan perihal pergantian pemain pada pertandingan kemarin. “Apakah kalian pikir kami tidak cukup mengambil resiko hari ini? Pertanyaan ini saya rasa sangat mengecewakan. Kamu pikir kami sedang bermain Playstation? Kami memasukkan pemain menyerang lalu kami bisa dengan segera mengejar gol atau ketertinggalan? Sepakbola asli tidaklah seperti itu,” ujar Klopp kecewa.
Hasil ini membawa Liverpool hanya menang 2 kali dalam 6 laga terakhir mereka dan harus merelakan singgasana pemimpin klasemen pada City yang unggul 1 poin setelah menang tipis 1-0 pada hari Sabtu. Klopp berpendapat bahwa mereka sama sekali tidak panik akan hasil ini. “Kita tidak perlu panik. Peluang kami untuk keluar sebagai juara masih 100% berada di tangan kami,” tambah Klopp. “Saya senang menjadi pihak yang mengejar City. Lagipula, siapa yang ingin berada di puncak saat masih bulan Maret? Saya melihat City bertanding dan yakin masih banyak hal bisa terjadi,” lanjutnya.
Melihat Liverpool yang lebih cocok dianggap sebagai penantang, mungkin hasil minor di beberapa pertandingan akhir bisa membawa mereka kembali pada tujuan awal mereka. Mengejar dan menjatuhkan sang juara bertahan dari bawah. Beban memang akan lebih terasa saat tim berada di pihak yang dikejar, sekalipun tim tersebut bernama Manchester City.
Sejak awal musim, City adalah kandidat utama untuk meraih gelar Liga Primer Inggris, namun tidak bagi Liverpool. Seluruh penggemar sepakbola normal takkan berani bertaruh pada Liverpool yang dikenal senang terpeleset pada saat krusial. Dan meski kini terpeleset walau sempat unggul 10 poin dari City di bulan Desember, setidaknya masih ada 10 pertandingan sisa yang membuat Liverpool masih punya banyak kesempatan untuk menyelinap di saat-saat terakhir.
Selisih 1 poin ini didapat Liverpool akibat 2 hasil seri menghadapi 2 musuh bebuyutan mereka yang nampak tak rela memuluskan jalur Liverpool menuju titel juara. Namun sisi baiknya, Liverpool berhasil membukukan 2 poin dari lawan yang begitu bernafsu menghancurkan mereka.
Baik City maupun Liverpool masih sama-sama bertanding di ajang UEFA Liga Champions. Hal ini juga bisa menjadi pembeda akibat fokus yang pastinya harus mereka bagi menjelang akhir musim. Dalam lanjutan Liga Primer Inggris pun, Liverpool masih harus menjamu Chelsea dan Spurs di Anfield. Begitupun dengan City yang juga harus bertemu Spurs serta bertandang ke tetangga kesayangan mereka, Manchester United.
Hasil minor Liverpool dan laga-laga ke depan memberikan saya sebuah ilham. Apa jangan-jangan Liverpool sengaja mengalah saat ini demi menghilangkan beban dikejar dan ditekan terus menerus oleh City? Apa memang mereka lebih nyaman mengejar dan membiarkan City tak nyaman diekori sambil dipenuhi beban terus melaju jauh di kancah Eropa?
Entahlah, mungkin saya sudah tak lagi percaya logika. Apalagi saat melihat tim bernama Liverpool yang selama ini memberikan kita sebuah drama tanpa henti di setiap musimnya.