Selasa dini hari besok (WIB), Liverpool akan menghadapi rival bebuyutan mereka, Manchester United dalam lanjutan pertandingan Liga Inggris di minggu yang ke-8.
Untuk beberapa orang, pertandingan dini hari besok merupakan salah satu ajang yang teramat penting. Dan satu dari sekian banyak orang tersebut bernama Johan Henderson.
Setelah dipercayai menjabat sebagai kapten Liverpool menggantikan Steven Gerrard, hidup Henderson tidak pernah berjalan menjadi lebih mudah. Seluruh fokus dan kritik terus menghantamnya andai ada sedikit saja kesalahan yang dilakukannya baik itu di dalam maupun luar lapangan. Dipercaya sebagai kapten dari sebuah tim penuh dongeng dan sejarah seperti Liverpool jelas bukan perkara mudah yang dapat diberikan kepada sembarangan orang. Dan Henderson nampak mengerti betapa sulitnya mengisi posisi tersebut menggantikan salah satu ikon terbaik Liverpool di sepanjang masa.
Setelah 5 tahun membela Liverpool, pemain berusia 26 tahun ini jelas mengerti makna dari pentingnya pertandingan menghadapi Manchester United nanti. Dan bahkan lebih dari itu, Henderson menyebutkan alasan lain yang memotivasinya untuk bermain lebih ekstra pada pertandingan nanti.
Alasan itu tidak lain dan tidak bukan adalah keberadaan Jose Mourinho sebagai pelatih baru Manchester United musim ini.
Meski tugasnya sebagai kapten adalah untuk membakar semangat juang timnya baik melalui aksinya di lapangan ataupun celotehannya sebelum pertandingan, alasan Henderson kali ini bisa jadi lebih bersifat personal. Henderson nampak belum bisa melupakan sakit hatinya kepada Mourinho dan timnya kala itu Chelsea yang menghancurkan mimpi Liverpool menjuarai Liga Inggris musim 2013/2014 lalu.
Saat itu Henderson yang terkena larangan ikut bertanding harus rela menyaksikan kawan-kawannya bertanding dari tribun penonton. Dan dari bangku penonton ia harus ikut menelan pil pahit kala Liverpool masuk dalam perangkap taktik Mourinho yang begitu menguaras mental dan emosi. Henderson yang tidak mampu berbuat apa-apa mengakui bahwa saat itu ia hanya bisa berteriak kepada wasit untuk bersikap adil saat pemain Chelsea mengulur waktu di setiap bola bergulir keluar lapangan.
Walau demikian, bukan berarti Henderson membenci apa yang dilakukan oleh Mourinho. Baginya, Mourinho tetaplah seorang pelatih kelas dunia yang mengerti bagaimana membawa kemenangan kepada timnya. Hendo mengibaratkan Morinho mampu memadamkan api yang tengah berkobar kencang dalam tim Liverpool saat itu. Permainan lambat serta membosankan yang diterapkan Mourinho dianggap Hendo sebagai taktik jitu yang tepat.
Oleh sebab itu, Henderson, kini telah jauh berkembang dari segi mental setelah menjabat sebagai kapten tim, mengaku siap dengan apapun taktik dan strategi yang akan dilemparkan oleh Mourinho pada pertandingan nanti. Henderson mengaku bahwa kemenangan yang mereka raih nanti akan mampu mengubur setidaknya mimpi buruk Henderson saat itu.
Liverpool musim ini memang menjanjikan suguhan kolektivitas yang begitu melebur tidak hanya dari sisi sang pemain saja namun juga dari sisi pelatih eksentrik mereka, Jurgen Klopp. Jikalau dulu keberhasilan Liverpool bersaing sebagai kandidat juara lebih dikarenakan performa sang aktor utama Luis Suarez serta aktor pendukungnya Daniel Sturridge, maka musim ini seluruh pemain Liverpool menunjukkan bagaimana sebaiknya bermain sebagai sebuah tim.
Kedatangan dan kegemilangan Sadio Mane serta Georginio Wijnaldum, efektifitas dari Phillipe Coutinho dan James Milner, kecerdikan Roberto Firmino, kebangkitan Adam Lallana, serta tonggak kepemimpinan dan mental baja Jordan Henderson membawa Liverpool sebagai salah satu tim paling menarik di Liga Inggris saat ini.
Kemenangan menghadapi United akan membawa Liverpool berdiri sejajar dengan 2 pemuncak klasemen sementara Manchester City dan Arsenal dengan 19 poin. Jarak 6 poin di awal musim dengan United memang belum berarti banyak, namun Henderson tahu bahwa kemenangan melawan musuh bebuyutan mereka plus Mourinho adalah sebuah hadiah yang tidak mungkin ditolak para Liverpudlian.
“Fokus dari tim yang tengah kami bangun bersama Klopp bukanlah tim yang dibangun hanya untuk mengalahkan united nanti. Kami bermain dan berlatih untuk menjadi tim terbaik diantara semua tim yang ada dan itulah mentalitas yang akan kami bawa di pertandingan nanti”.
“Meski Mourinho mungkin saja melemparkan taktik yang sama seperti beberapa tahun lalu, akan sulit rasanya melihat ia menerapkan hal itu kepada tim dengan tradisi sekuat Manchester United. Entahlah, kita lihat saja apakah Mourinho berani melakukan hal tersebut. Dan terlepas dari itu, strategi apapun yang ia lakukan, kami siap untuk menghadapinya dalam pertandingan terbuka nanti”.
Mari kita saksikan bagaimana kesiapan hati Henderson mampu mempengaruhi jalannya pertandingan derby paling keras di tanah Inggris itu.