Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer mengungkapkan selalu melakukan rotasi, khususnya di posisi tertentu, dalam setiap pertandingan yang dijalankan Setan Merah.
Strategi yang pernah diterapkan oleh Alex Ferguson sejak 2007 lalu itu ternyata membuahkan hasil positif bagi Bruno Fernandes dan kawan-kawan hingga pekan ke-15 Liga Inggris musim ini.
Dengan cara tersebut, sejauh ini Man Utd menunjukkan konsistensi tak terkalahkan dalam sembilan pertandingan terakhir Liga Inggris. Mereka menang tujuh kali dan dua kali seri.
Dengan raihan 23 poin dari delapan laga, Man Utd mampu melesat ke posisi kedua klasemen.
Dilansir dari situs resmi Man Utd, Solskjaer menyebut beberapa kali melakukan rotasi pemain untuk satu pertandingan ke pertandingan lain. Misalnya dalam dua laga terakhir kala menang melawan Everton di Piala Liga dan imbang di markas Leicester City, Solskjaer menggunakan 20 pemain berbeda.
“Saya pikir itu caranya. (Rotasi) itu juga bagus buat pemain karena mereka tahu mereka diberi kepercayaan. Kami juga mempercayakan mereka di laga-laga besar,” ujar Solskjaer.
Dia kemudian menambahkan, dengan kepercayaan yang diberikan, setiap pemain yang diturunkan akan membayarnya dengan maksimal di atas lapangan. Tentu saja itu berdampak pada hasil yang didapat.
“Mereka kemudian memberi kontribusi dan musim ini semua pemain akan memberikan kontribusinya. Saya berharap itu terus berlanjut,” ucapnya.
Saat melawan Everton, Solskjaer menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan komposisi skuat Dean Henderson; Axel Tuanzebe, Eric Bailly, Harry Maguire, Alex Telles; Paul Pogba, Nemanja Matic; Mason Greenwood, Bruno Fernandes, Donny van de Beek; Edinson Cavani.
Kemudian melawan Leicester, dengan formasi yang sama, Solskjaer melakukan perubahan komposisi starting eleven. Hanya Maguire dan Fernandes yang dipertahankan.
Sisanya, Solskjaer menurunkan David de Gea, Victor Lindelof, Eric Bailly, Luke Shaw, Fred, Scott McTominay, Daniel James, Marcus Rashford, Anthony Martial.
Strategi merotasi pemain di beberapa posisi tertentu sebetulnya sudah dilakukan Ferguson sejak musim 2007/2008.
Hingga pertengahan musim 2007/2008, Ferguson telah menggunakan 30 pemain yang berbeda. Saat itu skuat komplit memang membuat Ferguson leluasa melakukan rotasi. Di tiap posisi, Ferguson dapat menentukan mana yang perlu diturunkan di tiap laga.
“Idenya adalah membuat setiap orang memberikan kontribusi. Beberapa pemain tidak otomatis bermain, tetapi mereka tahu bahwa di akhir musim, mereka dapat melihat ke belakang dan mengatakan bahwa mereka berkontribusi. Permainan modern adalah tentang sebuah skuad,” ungkap Ferguson sebagaimana dimuat The Guardian pada 2009 silam.
Sumber foto: kompas.com