Adik kandung Markis Kido, Bona Septano, mengatakan kakaknya sempat dilarang sang ibu, Zul Asteria, pergi main bulutangkis sebelum meninggal pada Senin (14/6) malam.
Kido meninggal di RS Omni Alam Sutera setelah pingsan saat bermain bulutangkis di GOR Petrolin, Tangerang. Bona mengatakan beberapa hari sebelum meninggal Kido mengaku sempat tidak enak badan akibat tekanan darah tinggi yang sudah lama diidapnya.
“Beberapa hari sebelumnya memang agak tidak enak badan, tapi masih normal saja karena Uda [Kido] tensinya memang tinggi dan rutin minum obat setiap Jumat,” ujar Bona.
“Sempat dibawa ke dokter dan minum obat rutin. Pagi [Senin] pun sempat sarapan sama mama, siang makan di luar sama mama, sore baru izin pamit mau pergi main sama Candra [Wijaya],” ucap Bona, mantan atlet bulutangkis yang saat ini berprofesi sebagai pilot.
Lebih lanjut Bona mengatakan sang ibu, Zul Asteria, sempat melarang Kido untuk keluar rumah. Namun, Kido bersikeras pergi bermain bulutangkis, olahraga yang membesarkan namanya.
“Mama sempat melarang karena sedang kurang fit, di rumah saja. Tapi kata Uda tidak apa-apa karena senang bisa ketemu teman dan tidak akan capek mainnya. Akhirnya sama mama dibolehkan keluar,” ucap Bona.
Kepergian Kido membuat keluarga peraih medali emas Olimpiade 2008 itu sangat terpukul. Bona mengatakan Kido merupakan sosok yang penting dalam keluarganya.
“Dia sosok yang menggantikan ayah, bertanggung jawab sama keluarga. Dia sangat sayang ke anggota keluarga, selalu memikirkan adik-adiknya, dan Mama. Dia sosok yg luar biasa. Sebelumnya juga tidak ada firasat sama sekali,” kata Bona.
Kido dimakamkan dalam satu liang lahad dengan almarhum ayahnya, Djumharbey Anwar, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa siang.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyebut sosok mendiang Kido sebagai motivasi dan contoh buat atlet lain yang masih aktif bermain.
“Masyarakat olahraga khususnya Cabor bulutangkis pasti sangat kehilangan karena dia bisa menjadi contoh dan motivasi bagi para atlet junior maupun senior yang masih aktif bermain. Selamat jalan pahlawan bulutangkis Indonesia,” kata Menpora.
Menurut Menpora Amali, Kido adalah pahlawan bulutangkis yang banyak memberikan jejak prestasi untuk mengharumkan nama Indonesia. Tak hanya medali emas Olimpiade 2008, tapi juga menyapu bersih medali emas multievent. Multievent pertama yang dimenangi Kido/Hendra adalah emas SEA Games 2005 di Filipina.
Sumber foto: kompas.com