Jamie Vardy dan rekan-rekannya kembali berpesta. Meski kali ini tanpa Claudio Ranieri di sisi lapangan, Leicester City bermain layaknya sebagai juara seperti yang mereka tampilkan di musim lalu. 2 gol Vardy dan 1 gol dari Danny Drinkwater membawa Leicester naik ke posisi 15 dan menahan Liverpool tak bergerak di posisi ke 5.
Penampilan Leicester yang dikira banyak pihak akan terus mengalami penurunan setelah kasus dipecatnya Ranieri ternyata menunjukkan taring mereka. Publik kembali diingatkan bagaimana mereka mampu membalikkan segala prediksi dan menjadi juara melalui permainan pantang menyerah mereka.
Bahkan jika bukan karena mistar gawang dan beberapa penyelamayan Simon Mignolet mungkin Leicester bisa membuat lebih banyak gol dibandingkan 3 yang bersarang hingga peluit panjang dibunyikan. Jamie Vardy mencetak gol pertamanya semenjak Desember dan Leicester mengakhiri paceklik gol mereka di Liga selama 638 menit atau kurang lebih 10 setengah jam lamanya!
Vardy yang kembali mencetak 2 gol seperti pada musim lalu dimana ia mencetak salah satu gol terbaik Liga Premier menunjukkan bahwa tim tidak bermaksud menyerah meski kondisi Leicester tengah diambang sorotan tajam berbagai media. Craig Shakespeare selaku pelatih sementara pun berujar bahwa taktik Ranieri dan semangat juang pemain selalu berjalan selaras dan meledak pada pertandingan dini hari tadi (WIB).
Wilfred Ndidi juga tampil bagaikan seorang N’golo Kante baru yang mendikte alur permainan di tengah lapangan. Sebuah pemandangan yang sangat dirindukan oleh seluruh pendukung Leicester City. Danny Drinkwater dan Christian Fusch juga tampil cemerlang setelah dalam sebagian besar musim ini tampil bagai pemain yang kehilangan kepercayaan dirinya.
Dan jika pesta sukacita digelar di pihak Leicester, aura suram terlihat begitu mencolok dari tatap dan raut wajah Jurgen Klopp. Hasil ini membuat rival Liverpool yaitu Manchester United mampu menyalip mereka ke posisi ke-5 andaikan berhasil memenangkan 1 laga sisa mereka nanti.
Hal ini juga membuat performa menjanjikan Liverpool di awal musim tak lagi berbekas. Sempat digadang sebagai kandidat kuat juara, Liverpool hancur lebur dengan hanya meraih 6 poin semenjak hari pergantian tahun.
Leicester boleh saja bersukacita akan hasil ini, namun mereka harus berkaca dari Liverpool yang tidak mampu mempertahankan performa mereka di awal musim. Setidaknya jika mereka tidak ingin terdegradasi apalagi dalam status sebagai sang juara bertahan.