Mengukir sejarah.
Itulah yang dilakukan Leicester City dini hari tadi (WIB). Gol spektakuler Youri Tielemans menjadi satu-satunya gol yang tercipta dalam laga final Piala FA antara Leicester City menghadapi Chelsea. Dianulirnya gol Chelsea di penghujung babak kedua membuat laga berlangsung dramatis dan mengakibatkan tim asal London tersebut gagal 2 kali beruntun di ajang final kejuaraan tertua dunia ini.
Rasanya baru kemarin kita menyaksikan keajaiban yang dilakukan Leicester di ajang Liga Primer. Kali ini, kisah romantis kembali mereka suguhkan melalui kemenangan perdana di ajang Piala FA. Luar biasanya, Leicester lagi-lagi jadi contoh bagaimana sebuah klub yang dijalankan dengan benar bisa memberikan sebuah kisah yang indah dan patut dikenang. Lihat saja bagaimana Aiyawatt Srivaddhanaprabha ikut serta dilibatkan dalam perayaan tim saat perayaan dilakukan. Kita tahu bagaimana keluarga ini menjadi sosok yang begitu dicintai seluruh pendukung dan pekerja di Leicester setelah apa yang mereka tabur kini terus menuai hasil yang layak. Ini harusnya menjadi contoh bagi pemilik-pemilik klub lain. Orang Asia yang katanya tak mengerti sepakbola ternyata bisa menuliskan kisah yang menginspirasi seluruh dunia.
Teruntuk Leicester, kisah mereka tentu tak bisa kita pisahkan dari perjalanan sang ujung tombak, Jamie Vardy. Ia menjadi pengukir sejarah di kompetisi ini. Ia bermain di seluruh babak yang bisa dimainkan pada ajang Piala FA. Sempat bermain di divisi 8, Vardy menjalani 14 babak sebelum akhirnya sah menjadi juara bersama Leicester. Normalnya, para pemain pro hanya menjalani 6 babak di ajang Piala FA. Hal ini dikarenakan ajang Piala FA yang diikuti lebih dari 700 klub yang tersebar di Inggris.
Vardy baru memulai kisahnya di panggung tertinggi pada usia 27 tahun saat berkiprah di Liga Primer. Kini, Ia adalah pemenang Liga Primer, pencetak sejarah di ajang Piala FA, pemenang sepatu emas, peraih penghargaan pemain terbaik Inggris, dan seorang atlit internasional yang juga membela tim nasional Inggris. Sebuah kisah klasik yang biasanya hanya kita temui dalam sebuah cerita dongeng.
Maka dari itu, saat semua hal ini kini nyata diraih Vardy, cepat-cepatlah wahai para produser dan rumah produksi berupaya menuangkan kisah sang pemain dalam sebuah tontonan biografi yang epik. Perjalanan Vardy adalah kisah klasik untuk masa depan terbaik yang bisa kita perlihatkan pada generasi mendatang. Cerita tentang kisah hidup yang tak pernah kenal kata terlambat ataupun mudah menyerah.
Meski cerita tiap insan berbeda, setidaknya cerita Vardy dan Leicester adalah sebuah motivasi. Motivasi yang menjelaskan keindahan perjalanan hidup bagi mereka yang mau memperjuangkannya.