Liga Italia atau yang kita kenal dengan sebutan Serie A sempat menjadi destinasi impian para pesepakbola top dunia di tahun 80’-90’an akhir. Sayang, globalisasi dan semakin kencangnya sponsor serta media yang tak diimbangi dengan kekuatan finansial sepadan dari tim-tim asal Italia ini meruntuhkan dominasi mereka di medio 2000an hingga saat ini. Hal ini membuat banyak pihak menganggap Serie A tak lagi semenarik dulu apalagi setelah dominasi Juventus semenjak 9 musim terakhir.
Sempat beberapa kali diharapkan kembali kompetitif, nyatanya akhir musim selalu jadi milik Juventus. Dan lagi-lagi, musim ini harapan untuk melengserkan Juventus kembali seperti musim-musim sebelumnya. Yang berbeda, kali ini tim-tim raksasa klasik Italia mewarnai persaingan, Posisi pertama sampai ke-6 dihuni tim-tim seperti AC Milan, Inter, AS Roma, Juventus, Atalanta, dan Napoli secara berurutan.
Juventus yang mengalami pergantian pelatih serta diganggu oleh ketatnya jadwal akibat pandemi COVID-19 mengalami penurunan performa sejauh ini. Meski tetap bersaing, biasnaya Juventus sudah memberikan jarak yang cukup untuk mengamankan raihan scudetto mereka di akhir musim. Musim ini, AC Milan mengejutkan banyak pihak dan sementara ini unggul 4 poin dari Inter di posisi ke-2. Meski sempat kalah dari Juventus beberapa saat lalu, Milan kembali ke jalur kemenangan setelah menang 2 gol tanpa balas atas Torino. Inter Milan dan AS Roma yang berbagi poin serta kemenangan Juventus 3-1 atas Sassuolo meramaikan persaingan di papan atas.
Tentu liga baru berjalan separuhnya dan apapun masih bisa terjadi. Namun tentu banyak pihak setuju andai ada pergantian raja di tanah Italia pada musim ini. Juventus memang masih bisa dibilang sebagai tim terkuat tapi ada kesempatan bagi tim lain untuk menjatuhkan mereka dan jadi yang terbaik di musim yang abnormal ini.
Gairah publik akan sepakbola Italia sebenarnya tak bisa dibilang lenyap begitu saja. Faktor jam tayang yang terlalu pagi (dini hari) tak memberikan publik Asia (mayoritas besar penikmat sepakbola dengan pangsa basar luar biasa) banyak pilihan. Liga Primer yang rela mengatur ulang jam tanding para tim demi mendapatkan jam tayang terbaik bagi penonton di benua Asia harus dijadikan contoh agar Serie A kembali ramai peminat.
Tapi perlu dicatat bahwa jam tayang terbaik tak serta merta menjadi jaminan akan kembali ramainya minat publik akan sepakbola Italia. Kompetisi yang lebih berwarna serta gaya bermain yang lebih masa kini akan jadi faktor utama bersaingnya liga Italia dengan liga-liga top Eropa lainnya saat ini.
Dan semua harus dimulai dengan menggulingkan Juventus dari takhtanya pada musim ini.