Jose Mourinho nampak belum lepas dari kutukan yang berulang. Memasuki musim ketiganya di AS Roma, Mou terpuruk setelah 6 laga berlangsung di musim Serie A yang baru. Roma baru meraih 1 kemenangan dan 2 hasil seri dalam 6 laga. Mereka kini terpuruk di peringkat ke-16 dan kursi kepelatihan Mou pun mulai memanas akhir-akhir ini.
Start ini menjadi yang terburuk bagi Roma semenjak tahun 1994. Namun Mou mengaku bahwa badai cedera lah alasan buruknya penampilan tim. Ia juga berujar bahwa meski mengalami start buruk, Ia berjasa mengantar Roma kepada 2 laga final Eropa dalam 2 tahun terakhir dimana salah satunya bahkan Ia menangkan.
Tentu kita tahu bagaimana Mou begitu fasih memilih kata-katanya untuk menjawa pertanyaan para jurnalis. Namun perlu dicatat, perkataannya tak cukup membuatnya bertahan melewati musim ketiga kala 2 kali melatih Chelsea dan juga saat memimpin Manchester United.
Tentu bukan hal yang mengejutkan andai Mou dipecat setelah penampilan yang begitu buruk dari para pemain roma musim ini. Hanya saja, tentu takkan mudah juga mencari pelatih sekaliber Mou yang berpotensi membangkitkan performa tim dengan tradisi kuat layaknya AS Roma yang tengah berusaha kembali ke kompetisi tertinggi di Eropa selama beberapa tahun terakhir.
Fondasi yang dibangun Mourinho memang menunjukkan hasil yang lumayan dalam 2 musim terakhir. Hanya saja, musim ini semua berjalan tak sesuai keinginan mereka. Rencana besar Roma serta Mou berantakan hingga kemungkinan kerja sama ini harus berakhir lebih cepat dari dugaan.
Jadi, apakah Mou akan memecah anomali musim ini? Atau sejarah akan terulang dengan sendirinya bagi the happy and special one ini?