Pasukan garuda muda timnas Indonesia baru saja menjalani laga perdana Grup G putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Indonesia dihadapkan dengan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Dalam laga tersebut Indonesia harus menelan kekalahan dari pasukan Malaysia 2-3 meski sempat unggul terlebih dahulu di awal pertandingan berlangsung.
Striker Alberto Goncalves mencetak dua gol pada menit ke-11 dan ke-38, hasil umpan duo pemain sayap, Saddil Ramdani dan Andik Vermansah. Malaysia mampu membalasnya lewat Mohamadou Sumareh (36′) dan Syafiq Ahmad (65′).
Tim Harimau Malaya kemudian mengunci kemenangan lewat gol pada injury time lewat Sumareh. Pemain naturalisasi asal Gambia itu memaksa Andritany Ardhiyasa memungut bola pada menit ke-90+6.
Timnas Indonesia sebenarnya sudah bermain lebih apik pada babak pertama. Stefano Lilipaly dkk. mampu mendominasi permainan dan kerap mengurung pertahanan Malaysia.
Namun, babak kedua justru menjadi milik Malaysia. Permainan Tim Merah-Putih sangat kacau mulai belakang sampai barisan depan. Malaysia mampu memanfaatkan itu dengan membalas gol.
Keputusan Simon McMenemy menarik keluar Zulfiandi pada awal babak kedua harus dibayar mahal. Tanpa gelandang milik Madura United itu, Timnas Indonesia kehilangan sentuhan dan kerap gagal membangun serangan.
Tak ada yang mencoba untuk sigap menghentikan serangan yang dibangun lini tengah Malaysia. Rizky Pellu yang menjadi pengganti, gagal meredam pergerakan pemain Malaysia yang mendominasi penguasaan bola.
Padahal, selama babak pertama, Zulfiandi tampil sangat efektif di lini tengah. Dia mampu menahan bola dan mengatur tempo permainan.
Di sisi lain, dua gelandang lainnya, Evan Dimas dan Stefano Lilipaly, tidak menunjukkan performa terbaiknya. Selain sering kehilangan bola, keduanya juga gagal menciptakan kreasi serangan untuk lini depan.
Pemain belakang Timnas Indonesia sering melakukan back pass yang tidak perlu. Pertama, kiper Andritany Ardhiyasa mengumpan tendangan gawang yang dibalas sundulan balik oleh Hansamu Yama pada menit ke-22. Hal ini sempat dipermasalahkan oleh wasit.
Babak kedua juga demikian. Pemain belakang kerap mengirim umpan kepada Andritany, yang sangat membahayakan. Beruntung, pemain Malaysia yang berada di dekatnya tak mampu merebut bola.
Lebih dari itu, lini pertahanan Timnas Indonesia sangat kacau. Andritany tampil buruk mengantisipasi serangan Malaysia.
Gol pertama Malaysia yang dicetak Sumareh juga lahir akibat tidak ada pemain yang menghadangnya. Demikian halnya Syafiq, yang mencetak gol kedua.
Tak ada yang berusaha menghentikannya saat datang dari belakang dan melakukan sundulan mematikan setelah menerima umpan silang. Andritany juga tak berinisiatif mengamankan bola dengan berduel udara.
Penampilan trisula lini depan Timnas Indonesia sempat mengesankan pada babak pertama. Saddil Ramdani dan Andik Vermansah yang menjadi pemain sayap, mampu mengandalkan kemampuannya dan menyumbang assist.
Beto juga menunjukkan kelasnya lewat torehan gol. Penempatan bola yang apik lahir berkat kualitasnya sebagai striker yang mampu membaca celah lawan.
Namun, Beto tidak bisa berbuat banyak pada babak kedua. Dia dibuat tidak berdaya dengan mendapat pengawaan ketat dari pemain belakang lawan. Selain itu, tak ada lagi kiriman bola ciamik seperti babak kedua.
Pemain Indonesia juga kebingungan saat melakukan serangan dan berhasil masuk pertahanan Malaysia. Dalam situasi bertahan, Malaysia mampu memberi tekanan dan merebut bola dalam penguasaan Timnas Indonesia.
Nama Mohamadou Sumareh sudah menjadi catatan buat Indonesia. Pemain naturalisasi asal Gambia milik Malaysia ini sudah ditandai sebagai sosok yang membahayakan.
Sumareh tak masuk starting eleven. Dia masuk pada menit ke-35. Tetapi, tak sampai semenit bermain, pemain berusia 25 tahun itu langsung membobol gawang Timnas Indonesia. Sumareh, yang menerima umpan terobosan, mampu lepas dari penjagaan pemain Timnas Indonesia.
Gol kedua yang menjadi penetu kemenangan Malaysia pun begitu. Sumareh yang berada di kotak penalti Timnas Indonesia mampu memanfaatkan umpan tarik Matthew Davies, meski dikawal pemain belakang Timnas Indonesia.
Tim Garuda tidak berusaha mengawal pergerakan Sumareh yang kerap membahayakan. Alhasil, dia bergerak bebas dan menjadi mimpi buruk buat tim tuan rumah Indonesia di hadapan suporter sendiri.