Beberapa tim Liga Primer mulai kembali melakukan pemusatan latihan setelah para pemain dan staff selesai melakukan SWAB tes virus COVID-19. Meski demikian, beberapa nama neken seperti N’golo Kante dan Troy Deeney menolak untuk kembali berlatih karena ketakutan mereka terkait penyebaran virus yang belum ditemukan vaksinnya ini.
Meski sudah berlatih di hari pertama pemusatan, Kante menghubungi Frank Lampard dan berujar bahwa Ia menolak hadir di hari ke-2 latihan karena khawatir dengan penggunaan transportasi kereta dan penyebaran virus di Inggris yang masih cukup tinggi. Lampard sendiri mengerti keadaan ini dan menghormati keputusan sang pemain. Kante sendiri merupakan sosok yang begitu peduli akan keluarganya dan diketahui cukup pemalu. Ia sendiri begitu kritis akan masalah kesehatan karena sang kakak yang meninggal karena serangan jantung sebelum Piala Dunia 2018 dan ayah Kante yang meninggal saat Ia masih berusia 11 tahun. Kante sendiri pernah terjatuh di lapangan 2 tahun silam saat berlatih meski pada akhirnya tidak ditemukan gejala kelainan jantung seperti yang diduga sebelumnya.
Jika Kante punya alasan di atas, Deeney juga punya alasannya sendiri. Ia berujar bahwa Ia tidak mau membawa resiko penularan apalagi Ia baru saja memiliki buah hati yang baru berusia 5 bulan. Buah hati Deenet dikabarkan juga seringkali mengalami gejala kesulitan bernafas. Hal tersebut membuat kapten Watford asal Inggris ini memilih untuk tidak kembali berlatih. Ia bersikeras menolak wacana kembalinya Liga Primer apalagi setelah diketahui ada 6 dari 748 orang yang positif virus COVID-19 (sampel diambil dari seluruh pemain dan staf bertugas 19 klub di Liga Primer). Apalagi, 3 dari 6 orang tersebut ternyata berasal dari klib Watford. Pemain bertahan Aidy Mariappa menjadi satu di antaranya.
Para pemain harus berani lebih vokal seperti Kante dan Deeney. Memang beberapa pemain lain seperti Sterling dan Rose juga sudah menyuarakan kegelisahan mereka. Karena jika memang Liga Primer harus dimulai secara paksa, akan ada banyak kerugian yang bisa saja malah menyulitkan beberapa pihak ke depannya.
Tentu uang tidak selamanya bisa membeli apapun juga termasuk jiwa dan profesionalitas seorang pemain bukan?