Pesta keberhasilan Leicester City untuk merengkuh mahkota juara Liga Inggris harus tertunda untuk sementara waktu setelah mereka hanya menyelesaikan pertandingan dengan 10 orang dan berbagi hasil seri 1-1 bersama sang tuan rumah Manchester United. Hasil lain selain kemenangan dari Tottenham Hotspurs atas Chelsea pada 3 Mei mendatang secara otomatis akan menjadikan Leicester City sebagai raja baru di tanah Inggris.
Kini Leicester hanya butuh mengumpulkan 2 poin dari 2 pertandingan tersisa melawan Everton (K) dan juara bertahan Chelsea (T). Jamie Vardy sang bomber utama akan kembali bermain pada minggu depan setelah masa larangan bermainnya selesai pada pertandingan melawan Manchester United.
Bermain dengan formasi awal 4-4-2, Claudio Ranieri setia pada 11 pemain utamanya kala menghancurkan Swansea City 4-0 minggu lalu. Leonardo Ulloa dan Shinji Okazaki yang di plot sebagai dua ujung tombak tim bermain lebih ke dalam untuk membantu kedua gelandang bertahan, Drinkwater dan N’golo Kante, menghancurkan laju operan pendek Manchester United.
15 menit awal pertandingan didominasi mutlak oleh pihak tuan rumah. Keunggulan Manchester United yang tercipta melalui kaki Anthony Martial seakan menambah beban fisik dan mental kepada sang calon juara Leicester saat pertandingan baru berlangsung selama 7 menit.
Tim tuan rumah yang menguasai 70 persen penguasaan bola serta mencatatkan operan sukses sebanyak 498 total operan, 3 kali lebih banyak berbanding dengan 155 umpan sukses dari Leicester City, menggambarkan dominasi dari United dalam pertandingan tersebut. Hanya saja, kembali sekali lagi Leicester menunjukkan pada dunia bahwa penguasaan bola dan dominasi total operan bukanlah segalanya. Efektivitas Leicester dalam mengoyak jala lawan kembali terbukti membuahkan 1 buah gol dari total hanya 3 tendangan tepat sasaran ke gawang De Gea.
Riyad Mahrez menjadi sosok yang patut diperhatikan dalam proses terjadinya gol pertama. Tugasnya untuk sesekali melakukan cut inside dan penetrasi ke garis depan menggantikan peran Ulloa dan Okazaki membuahkan defensive error di sisi kanan pertahanan Leicester. Mahrez yang telat melakukan trackback terhadap Martial memudahkannya menceploskan bola tanpa halangan dan kawalan yang berarti.
Baru pada menit ke 18, Wes Morgan menyamakan kedudukan lewat sundulan terukur ke dalam mulut gawang David De Gea, hasil umpan lambung Drinkwater melalui tendangan bebas dari luar kotak penalti. Marcus Rojo menjadi salah satu pemain yang bermain cukup buruk sehingga beberapa kali membahayakan United saat kerap kehilangan posisi setelah melakukan overlapping ataupun keterlambatan mengambil posisi saat tendangan mati dilakukan.
Diusirnya Daniel Drinkwater menambah ramai warna pertandingan saat batas waktu normal tinggal tersisa 3 menit. Drinkwater akan dikenakan sanksi larangan bermain setelah dirinya dihadiahi 2 buah kartu kuning saat melakukan pelanggaran terhadap Memphis Depay. Namun hasil tersebut tidak mengubah kedudukan akhir dari pertandingan tersebut.
Leicester City kini boleh mensyukuri 1 poin yang amat berarti dalam pertandingan yang dilakukan di Theatre of Dreams. Meski gagal secara langsung mengklaim diri mereka sebagai sang juara, namun mungkin saja, 48 jam ke depan pesta yang sebenarnya akan segera diselenggarakan.
Dalam 48 jam kedepan, Leicester City masih harus terus bermimpi.