Petenis Rusia, Maria Sharapova resmi dijatuhi hukuman larangan bertanding selama 2 tahun. Sharapova dinyatakan terbuki melanggar ketentuan badan anti-doping dunia (WADA) sehubungan dengan pemakaian zat terlarang.
Maria Sharapova dihukum atas tuduhan penggunaan zat terlarang meldonium. Petenis asal Rusia tersebut mendapat hukuman sementara pada Maret setelah dintakan positif memakai zat meldonium pada Januari 2016 di pertandingan Australia Terbuka. Maria Sharapova juga menyatakan bahwa ia telah menggunakan itu sejak tahun 2006 untuk masalah kesehatan yang dialaminya, akan tetapi, badan anti-doping dunia (WADA) menyatakan meldonium menjadi zat terlarang terhitung 1 Januari 2016.
Usai dijatuhinya hukuman, Maria mengatakan akan banding ke pengadilan arbitrase olahraga. “Saya tidak bisa menerima skorsing yang keras dan tidak adil ini. Saya akan segera melakukan banding ke pengadilan arbitrase olahraga,” kata Sharapova.
Aksi Maria Sharapova saat kontes Australia Terbuka. (Sumber:www.pulse.ng.com)
Petenis cantik asal Rusia tersebut memperoleh USD285 juta selama kariernya dan rata-rata USD25 juta pendapatan dari uang berupa hadiah, penampilan, dan peningkatan sebuah produk selama tujuh tahun terakhir ini. Dengan dijatuhinya hukuman larangan tampil dua tahun ia berpeluang bisa kehilangan pemasukan sekitar USD50 juta atau sekitar Rp660 miliar.
Pendapatan Maria Sharapova dari lapangan turun secara drastis sejak ia dilarang bermain kala tes urin-nya keluar pada bulan Januari lalu. Sebuah merk terkenal Tag Heuer mengambil keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak Maria Sharapova yang berakhir pada bulan Desember mendatang. American Express AXP juga tidak mengambil pilihan untuk tahun kedua pada perjanjian dengan Sharapova yang diciptakan saat di AS Terbuka.
Badan tenis dunia (ITF) melalui program tennis anti-doping menyatakan bahwa larangan bertanding tersebut akan dimulai sejak Maria Sharapova menyerahkan urin-nya untuk diuji di laboratorium anti-doping. Maria Sharapova melakukan uji sampel di laboratorium usai menjalani babak semifinal Australi Terbuka 2016 yang lalu.
Dampak dijatuhinya hukuman bagi Maria Sharapova Larangan bertanding selama dua tahun, tak hanya berpengaruh pada profesi tenisnya, namun juga berdampak pada pemasukan uang petenis asal Rusia tersebut.
Sebuah majalah yang cukup terkenal mengungkap, hukuman yang berlaku sejak 26 Januari 2016 hingga dua tahun ke depan itu memiliki implikasi terhadap pemasukan Maria yang berlabel sebagai atlet wanita dengan bayaran tertinggi di dunia selama 11 tahun berturut-turut.
Petenis cantik asal Rusia tersebut memperoleh USD285 ta selama kariernya dan rata-rata USD25 juta pendapatan dari uang berupa hadiah, penampilan, dan peningkatan sebuah produk selama tujuh tahun terakhir ini. Dengan dijatuhinya hukuman larangan tampil dua tahun ia berpeluang bisa kehilangan pemasukan sekitar USD50 juta atau sekitar Rp660 miliar.
Pendapatan Maria Sharapova dari lapangan turun secara drastis sejak ia dilarang bermain kala tes urin-nya keluar pada bulan Januari lalu. Sebuah merk terkenal Tag Heuer mengambil keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak Maria Sharapova yang berakhir pada bulan Desember mendatang. American Express AXP juga tidak mengambil pilihan untuk tahun kedua pada perjanjian dengan Sharapova yang diciptakan saat di AS Terbuka.