Marin Cilic dikabarkan sempat memprotes keputusan penyelenggara untuk menutup atap di lapangan Rod Laver Arena saat ia melawan Roger Federer di final Australia Open 2018, pada akhir bulan Januari lalu.
Dalam turnamen tersebut, petenis asal Krosia tersebut mengatakan bahwa dia tidak siap untuk bermain dalam kondisi atap arena yang ditutup.
Pihak penyelenggara hanya bisa memainkan turnamen jika suhu mencapai 40 Celcius dan indeks suhu bola lampu hijau yang menyentuh 32,5 Celcius dengan cara menutup atap arena.
Ketika wasit meminta dimulainya pertandingan, suhu bola lampu basah mententuh 32,6 Celcius dan diperkirakan akan tetap tinggi. Ini adalah pertama kalinya terjadi di Australia Open, dan Cilic merasa tidak senang dengan keputusan tersebut.
“Anda tahu, sepanjang turnamen saya memainkan semua pertandingan di luar rumah, juga (saya) mempersiapkan hari yang panas, yang menyentuh 38 derajat,” kata Cilic.
“Lalu pertandingan pertama, untuk final, untuk bermain dengan atap tertutup, itu sulit. Saya harus mengatakan keputusan itu, mungkinkah itu berbeda? Saya rasa begitu. Saya pikir itu hanya sedikit sulit untuk menyesuaikan, terutama awal pertandingan.
“Dengan atap tertutup, ternyata jalan itu lebih sejuk daripada perkiraan saya. Itu sangat, sangat sulit, terutama bagi yang terakhir berada dalam situasi seperti itu.” tambah Cilic.
Unggulan keenam dunia tersebut mengaku jelas berjuang untuk menyesuaikan diri dengan suhu ber-AC yang jauh lebih dingin di dalam daripada di luar saat kekalahan set pertama 6-2 dari Federer.
Roger Federer sukses mempertahankan gelar juaranya di Australia Open 2018. (Sumber:www.theindianexpress.com)
Dia menambahlan bahwa pihak penyelenggara tidak menanyakan apakah dia keberatan bermain di bawah atap tertutup, tapi mereka mengatakan kepadanya bagaimana keadaannya nantinya.
“Lihat saja di sisi saya sendiri, saya tidak merasakan kondisi seperti itu sebelumnya. Saya memiliki awal yang lambat dalam pertandingan, langsung kalah dua servis game saya, dan kemudian sering mengejar ketinggalan.” Kata Cilic.
Sementara itu, pihak penyelenggara memiliki alasan tersendiri dengan menutup atap arena tempat final Australia Open diadakan saat itu.
“Wasit turnamen membuat keputusan ini berdasarkan saran berkualitas dan profesional dari Biro Meteorologi yang ada di lapangan, dan petugas medis kepala turnamen tersebut,” kata panitia penyelenggara.
Cilic harus mengakui keunggulan Federer dalam lima set. Kekalahan itu merupakan yang kedua dari Cilic di tiga final Grand Slam. Karirnya sendiri yang paing bagus tinggi ini adalah kemenangannya di US Open pada tahun 2014, di mana dia menundukkan Federer dengan straight set.