Presiden Federasi Sepak Bola Maroko (FRMF) Fouzi Lekjaa tuntu keadilan dari FIFA.
Kekalahan timnas Maroko melawan Spanyol di laga fase Grup B telah menimbulkan kekecewaan dari presiden Federasi Sepak Bola Maroko (FRMF) Fouzi Lekjaa.
Maroko akhirnya tersingkir di Piala Dunia usai kalah menghadapi Iran, Portugal dan bermain imbang dengan Spanyol di laga terakhir.
Dalam laga melawan Spanyol di Stadium Kaliningrad, Selasa (26/6) dini hari, presiden FRMF, Lekjaa, mencatat keputusan-keputusan kunci wasit banyak merugikan tim Maroko.
Lekjaa sendiri sempat menulis surat kepada presiden FIFA Gianni Infantino agar bisa untuk memperbaiki ketidakadilan wasit yang mencoreng ajang empat tahunan ini.
“Kami ingin mengungkapkan kemarahan kami mengenai ketidakadilan yang dilakukan terhadap tim nasional kami, yaitu serangkaian kesalahan perwasitan yang serius yang menyebabkan eliminasi di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018.” demikian bunyi isi surat dari presiden FRMF Lekjaa.
“Kami percaya tanpa bayangan keraguan bahwa kesalahan perwasitan, terutama yang terjadi di pertandingan penting melawan Portugal dan Spanyol, sangat menghambat tim kami dengan menolak kesempatan untuk bersaing pada pijakan yang setara untuk kualifikasi dengan tim lain dalam grup .
“Keseriusan kesalahan yang disebutkan di atas bahkan lebih jelas ketika seseorang mempertimbangkan fakta bahwa dalam dua pertandingan ini melawan Portugal dan Spanyol, teknologi video hanya digunakan untuk menguntungkan saingan kami.” tambah Lekjaa.
Lekjaa telah memilih tiga insiden ketidakadilan wasit dari kekalahan Maroko 1-0 ke atas Portugal dan lima insiden dari hasil imbang 2-2 dengan Spanyol, termasuk dugaan pelanggaran, klaim penalti dan salah pemberian tendangan sudut yang berbuah gol.
Laga Maroko melawan Spanyol sempat diwarnai ketegangan di antara pemain. (Sumber:www.footyroom.com)
“Kami hanya bisa mengungkapkan keprihatinan terdalam kami tentang kegigihan ketidakadilan seperti itu, dan dampak negatif mereka pada citra FIFA, serta masa depan sepakbola sebagai olahraga yang seharusnya berbagi dan mempromosikan nilai-nilai tertentu, yaitu ekuitas dan kesetaraan semua tim, dan peluang masing-masing untuk menang.” kata Lekjaa lagi.
“Tuan Presiden, kami tahu kami dapat mengandalkan ‘kode etik Anda yang ditinggikan’ dan keyakinan Anda pada aturan hukum, sehingga mengambil langkah-langkah yang akan menerapkan penyesuaian yang diperlukan untuk memperbaiki ketidakadilan ini dan menjamin bahwa masing-masing dan setiap tim diberikan kesempatan yang sama untuk menang, di atas pertimbangan lain.” tambah Lekjaa.