Bermain setengah hati sejak awal, Arsenal hanya mampu mencuri 1 poin dari Manchester United yang tengah mengalami periode buruk. Menghadapi tim United terburuk dalam 20 tahun terakhir, Unai Emery secara jenius memainkan Lucas Torreira di posisi nomor 10 dan tidak memasukkan nama Mesut Ozil serta Kieran Tierney dalam susunan pemain yang dibawa ke Old Trafford. Granit Xhaka, lagi – lagi dipercaya dan bermain layaknya Xhaka. Meski demikian saya tidak akan menyalahkan Xhaka atas gol pertama McTominay. Saya bukan orang bodoh yang percaya begitu saja framing media terhadap keputusan Xhaka kala terjadinya gol pertama pada pertandingan dini hari tadi (WIB).
Beruntung masih ada nama seperti Leno, Saka, Guendouzi, dan Aubameyang yang berhasil menjadi pelipur lara dari laga ini. Tanpa mereka berempat mungkin Arsenal sudah kena cukur dan Emery sudah diarak keluar oleh para pendukung Arsenal. Pelatih asal Spanyol ini memang cukup membuat kita bingung. Setelah semusim menukangi Arsenal, Emery seakan tak pernah puas bereksperimen. Menggunakan 3 gelandang dengan naluri bertahan yang lebih tinggi seakan menegaskan keraguan Emery untuk mengekspos kubu United yang tengah limbung. Hasil akhir ini sungguh wajar melihat kedua klub yang bermain sungguh medioker dan seakan sama – sama ragu semenjak awal laga.
Memalukan adalah kata yang tepat. Arsenal terus kehilangan poin karena strategi Emery yang entah bagaimana selalu lolos dari lubang jarum berkat kemampuan individu Aubameyang. Tanpa pemain asal Gabon ini mungkin Arsenal tak lagi dianggap sebagai tim papan atas. Dan jika pemain paling bergairah dari kubu Arsenal adalah pemain muda berusia 18 dan 20 tahun, maka tim ini ada dalam masalah yang cukup pelik.
Saya tidak tahu apa yang ada di benak Emery. Yang saya tahu, Ia harus benar – benar berbenah jika tidak mau angkat kaki dengan cara tak terhormat dari kota London Utara.
Saya mohon Pak Emery. Bertobatlah.