Belum setahun semenjak dirinya memutuskan untuk meninggalkan Real Madrid, Zidane secara mengejutkan kembali menjabat sebagai pelatih utama setelah Fiorentino Perez memecat Santiago Solari. Solari yang hanya bertahan selama 119 hari memberikan mimpi buruk bagi Perez dan membuatnya bergerak cepat untuk memilih pelatih baru. Musim ini Madrid memang tampil berantakan terutama di 2 minggu ke belakang saat mereka tereliminasi dari 3 kompetisi yang mereka ikuti secara beruntun. Hal ini diperparah dengan kekalahan 4 kali di kandang yang juga terjadi secara beruntun.
Kembalinya Zidane sebenarnya cukup membingungkan dan disambut kurang baik oleh berbagai pihak. Banyak yang beranggapan bahwa kedatangan Zidane tanpa adanya Cristiano Ronaldo di tim Real Madrid takkan membawa hasil terbaik sebagaimana layaknya musim-musim sebelumnya. Memang, meski telah memenangkan segalanya, Zidane kerap dianggap sebagai pelatih beruntung yang hanya mampu menekan ego pemain dan mengandalkan sosok Ronaldo. Dari segi taktik, Zidane kerap dinilai masih terlalu hijau dan kurang inisiatif.
Setelah menjadi juara Eropa selama 3 tahun berturut-turut, kini Real Madrid akan menjalani sisa musim tanpa tujuan berarti. Hanya tujuan untuk finis di posisi 4 besar ajang La Liga sajalah yang menjadi incaran mereka guna tetap berlaga di ajang Liga Champions. Bagi tim dengan ukuran sebesar El Real, hal ini tentu saja dinilai sebagai suatu kegagalan luar biasa. Jika di musim sebelumnya mereka masih mampu memberikan perlawanan bagi Barcelona, musim ini Real Madrid seakan menjadi teman berlatih bagi tim asal Katalan tersebut. Suatu penghinaan yang tak terkira tentunya.
Melihat keputusan Zidane, banyak yang mempertanyakan motif serta tujuannya kembali menukangi Madrid. Setelah memenangkan segalanya dan mencetak sejarah, bukankah kemarin adalah saat terbaik bagi Zidane untuk menuliskan namanya dalam sejarah terbaik Real Madrid? Mengapa Zidane rela datang dan tentunya, bisa saja malah merusak reputasinya yang sangat baik dan gemilang baik sebagai pemain maupun saat melatih.
Meski hanya berbau spekulasi, nampaknya Fiorentino Perez akan memberikan kendali penuh tim pada Zidane. Dipanggilnya Zidane sesegera mungkin disinyalir sebagai usaha Perez untuk membangun ulang Madrid secepatnya. Saat tak ada lagi trofi yang dipertaruhkan, ini adalah saat terbaik bagi Zidane untuk membangun dan memulai kembali dari awal. Zidane kini akan tahu benar masalah dalam tubuh Madrid dan melihat secara langsung akar permasalahan tim yang Ia besut. Tentu lebih baik memulai sekarang dibandingkan menjelang musim baru nanti. Zidane juga bisa membuka pintu keluar bagi siapapun pemain yang tak lagi Ia butuhkan, melakukan rekonsiliasi bagi para pemain yang bertikai, dan jelas menambal lubang dengan pemain baru sesuai kebutuhan tim. Tentunya pemain-pemain incaran Madrid selama ini akan lebih yakin untuk berlabuh setelah dengan pasti mengetahui bahwa Zidane lah yang menjadi nahkoda tim di musim depan.
Melihat spekulasi diatas, Perez jelas melakukan pertaruhan besar bukan hanya bagi Madrid, tapi juga bagi Zidane dan reputasi dirinya sendiri. Andai tak berjalan baik, Perez jelas akan menjadi target amukan para pendukung yang menilainya sebagai sosok yang tak becus dalam mengelola sebuah klub. Belum lagi andai benar reputasi Zidane ikut hancur dibuatnya andai gagal membangkitkan kembali performa Madrid layaknya periode tahun 2016 hingga 2018.
Hanya saja, hal ini juga nampak menjadi opsi yang paling minim resiko bagi Madrid. Zidane jelas telah mendapat kepercayaan penuh dari seisi tim dan tahu benar apa yang harus Ia lakukan. Dari sisi pemain incaran pun nama besar Zidane sudah menjadi nilai tambah tersendiri.
Kini hanya waktu yang bisa menjawab hasil dari kembalinya Zidane ke klub bertabur bintang tersebut. Zidane jelas harus bisa membuktikan bahwa tidak hanya Ronaldo lah penyebab keberhasilannya selama ini. Taktik serta kepemimpinannya akan sangat diuji pada periode keduanya menukangi Madrid mulai saat ini. Takkan lagi ada pemain sekaliber Ronaldo yang mampu menyelamatkannya dalam saat-saat genting.
Ekspektasi Madridista jelas kini melambung tinggi sambil diiringi sebuah ketakutan tersendiri. Jika sebelumnya Zidane telah meraih segala ketidakmungkinan, akankah Ia bisa mengulangnya kembali? Banyak yang berkata bahwa jika sebelumnya berhasil, mengapa tidak melakukannya sekali lagi.
Sesuatu yang nampak ringan diucapkan namun akan sangat teramat sulit untuk kembali diwujudkan.