Berita akan berpindah alihnya kekuasa Newcastle United ke tangan Pangeran Mohammed bin Salman tengah menjadi topik hangat dalam beberapa hari terakhir. Dengan biaya sebesar 300 juta Poundsterling, penguasa Arab Saudi, lewat Public Investment Fund (PIF) pimpinan Pangeran Salman dituding ingin memperbaiki citra mereka di dunia internasional lewat olahraga.
Seperti bagaimana diberitakan, beberapa pihak menentang keras hal ini terjadi. Banyak pihak memaksa pemerintahan Inggris untuk ikut menginterupsi lembaga federasi Liga Primer Inggris guna mencegah terjadinya peralihan kekuasaan ini. Banyaknya kasus HAM (Hak Asasi Manusia) yang dilanggar oleh calon penguasa baru ini dianggap bisa merusak citra global sepakbola Inggris. Bayangkan saja, berita pembunuhan reporter Jamal Khashoggi (jurnalis Arab Saudi) yang tewas di Turki pada tahun 2018 lalu. Pangeran Salman diduga terlibat dalam pembunuhan wartawan yang kerap melakukan kritik atas pemerintah kerajaan tersebut. Selain itu, ada dugaan pembelian Newcastle juga dilakukan untuk menaikkan usaha gelap mereka dalam melancarkan gerilya tayangan streaming online olahraga secara ilegal.
Hanya saja, pemerintah Inggris nampak tak mau terlalu ikut campur akan hal ini. Mereka mempercayakan semua kepada pihak Liga Primer yang dianggap sudah cukup detail menelaah setiap masalah yang mungkin hadir andai peralihan kekuasaan di Newcastle ini benar terjadi.
Para pendukung Newcastle sendiri masih terbagi menjadi dua kelompok. Mereka yang sanksi pun juga mulai menyuarakan pendapat. Ada yang beranggapan bahwa mereka tidak yakin kalau uang saja dapat membeli prestasi secara instan. Liga Primer bukanlah ajang Ligue 1 yang minim rivalitas. Chelsea punya fondasi pemain yang memang sudah matang dan Manchester City butuh beberapa tahun hingga kini menjadi salah satu tim dengan sistem & hirarki terbaik di dunai sepakbola. Newcastle tentu butuh waktu untuk kembali menjadi salah satu kekuatan besar di sepakbola Inggris seperti sedia kala. Hal ini belum diperparah dengan ketakutan mereka bernasib lama seperti Leeds United yang pada akhirnya harus bangkrut terlebih dahulu sebelum kembali bangkit beberapa musim terakhir. Nasib sebuah tim yang kedatangan sugar daddy memang bagai menutup luka borok dengan tampilan manis sementara.
Jika benar terjadi, peta kekuatan sepakbola di Liga Primer pastinya akan jadi lebih menarik. Namun bicara perihal persaingan, nampaknya Newcastle harus berani untuk berproses terlebih dahulu.