Mempunyai seorang pemain bintang sekelas Zlatan Ibrahimovich adahal mimpi bagi klub manapun di dunia. Teknik serta karismanya sebagai seorang pemain kelas atas tidak perlu diragukan lagi setelah selama 15 tahun berkarir ia berhasil mengoleksi total 30 buah piala untuk 6 klub berbeda di 4 negara yang juga berbeda. Terhitung semenjak musim 2001/2002, Zlatan tidak pernah berhenti mengoleksi minimal 1 buah piala dalam tiap musimnya hingga kini. Sebuah rekor yang hingga detik ini masih berdiri kokoh dalam buku sejarah sepakbola dunia.
Di usianya yang sudah menginjak 34 tahun, mimpi banyak penggila bola untuk melihat Zlatan bermain di kompetisi paling ketat di Eropa akhirnya menjadi nyata. Zlatan akhirnya mendarat di Old Trafford untuk berkompetisi bersama Manchester United di ajang Liga Inggris. Didatangkan secara gratis dari Paris Saint German, Zlatan dikontrak selama semusim dibawah asuhan mantan pelatih kesayangannya di Inter Milan, Jose Mourinho.
Zlatan datang dan dianggap sebagai sosok penyelamat bagi Manchester United musim depan. Penampilan medioker United musim lalu hanya terselamatkan oleh keberhasilan mereka meraih trofi Piala FA saat menang tipis menghadapi Crystal Palace. Sayangnya, rasanya tidak semudah itu menilai Zlatan sebagai sosok penyelamat tersebut.
Sangat dikenal sebagai sosok yang kontroversial, Zlatan Ibrahimovich tidak hanya terkenal ditakuti lawan, tetapi juga oleh kawannya sendiri. Alasan mengapa Zlatan begitu ditakuti oleh pihak lawan sudah tidak perlu dijelaskan lagi, namun ketakutan rekan setim terhadap sosok Zlatan boleh jadi akan mengundang banyak perdebatan dalam tim yang dibelanya.
Banyak cerita yang beredar mengenai bagaimana Zlatan begitu berpengaruh dalam tim yang ia bela sebelumnya. Ia dikenal bermulut besar serta sering bertindak semaunya sendiri. Mantan rekannya kala membela Inter Milan, Marco Materazzi pernah berujar bahwa ia mengalami satu minggu yang sangat buruk ketika setelah ia gagal mengeksekusi tendangan penalti saat itu. Ia berujar bahwa Zlatan benar-benar membuatnya sulit bangkit dengan pola tingkah laku dan ucapannya. “Saat rekan setim mengalami kesulitan, maka hal tersebut bukanlah hal yang pantas dilakukan oleh rekan-rekan lainnya.”, ujar Materazzi saat itu. Zlatan bahkan juga pernah mengakibatkan seorang koki yang bekerja mempersiapkan menu makanan bagi para pemain PSG dipecat lantaran ia seorang diri mengadu pada presiden klub, Nassar al-Khelaifi bahwa rasa dari makanannya tidak cukup baik dan lezat.
Belum resmi membela United pun, Zlatan telah menimbulkan sensasi dan guncangan di tubuh tim Manchester United. Anthony Martial yang pada musim sebelumnya menggunakan nomor punggung 9 harus rela nomor kesayangannya tersebut diberikan kepada Zlatan. Parahnya, Martial sendiri tidak diberikan konfirmasi mengenai hal tersebut. Musim depan, Martial harus mengganti nomor punggungnya ke no.11 yang sebelumnya beken saat dipakai oleh legenda hidup United, Ryan Giggs.
Memang Zlatan tidak secara terang-terangan merebut nomor punggung 9 dari Martial. Zlatan hanya pernah berujar bahwa nomor punggung yang ingin ia kenakan adalah nomor punggung 9. Keputusan akhir mengenai perihal tersebut masih menjadi misteri yang belum terungkap secara jelas. Mungkin bukan masalag yang besar, namun postingan Martial yang langsung mengganti profile picturenya di soaial media saat dirinya memamerkan kaos jersey merah Manchester United bernomor punggung 9 menunjukkan bahwa Martial tidak senang diperlakukan secara sepihak.
Entah apakah Zlatan akan benar menjadi pahlawan dari kebangkitan United meraih gelar juara atau hanya akan sekedar menjadi penghias perjalanan United dalam sejarah panjang mereka. Pastinya, jika diibaratkan sebagai pedang bermata dua, United kini memiliki salah satu pedang bermata dua tertajam yang pernah ada dalam sejarah.