6 kekalahan beruntun di Anfield. Siapa yang pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi di musim dimana Liverpool berstatus sebagai sang juara bertahan?
Cederanya Van Dijk tentu tak bisa terus jadi alasan. Badai cedera di lini belakang pun bukan baru terjadi beberapa bulan terakhir. Toh andai memang permasalahannya ada pada lini pertahanan, bukankah para penyerang serta pemain sayap Liverpool yang hobi membuat peluang dan mencetak banyak gol ke gawang lawan juga gagal menunaikan tugasnya belakangan ini?
Cukup pelik pastinya melihat permasalahan Liverpool saat ini. Masalah teknis seperti skema bertanding serta strategi yang makin mudah ditebak lawan, gosip ketidakbetahan Mohammed Salah, blunder fatal Alisson dalam beberapa pertandingan terakhir, masalah mental yang juga mulai goyah karena rentetan hasil buruk, entah mana yang bisa jadi alasan kuat runtuhnya performa Liverpool di tahun 2021.
Yang menarik, Klopp pernah mengalami hal serupa kala menukangi Borussia Dortmund. Setelah mentransformasi Dortmund sebagai rival utama Bayern Muenchen dan meraih 2 gelar Bundesliga hingga mencapai babak final Liga Champions, di musim terakhirnya bersama Dortmund (2014/2015), Klopp juga kewalahan membawa Dortmund tampil konsisten seperti biasanya. Bahkan saking parahnya performa Dortmund kala itu, mereka sempat tercecer di papan bawah klasemen, meminta maaf secara langsung kepada para pendukung yang datang ke stadiun, dan hanya mengakhir musim di peringkat ke-7.
Mirip dengan kasus Liverpool saat ini? Cukup mirip meski pastinya tak sama persis hingga ilmu cocoklogi ini mengemuka di berbagai media.
Klopp harus paham betul bahwa masa jaya sebuah tim punya masa kadaluarsanya. Sebut saja tim-tim terbaik yang pernah ada selama ini. Maksimal mereka mampu bertahan selama 3-4 musim saja. Setelahnya pasti dibutuhkan perubahan yang cukup masif guna menjaga motivasi serta keseimbangan tim dari berbagai hal baik mental maupun secara teknik kualitas bermain. Setelah ngebut bersama Liverpool semenjak musim 2017/2018, memang sudah saatnya Klopp bermain lebih agresif. Para petinggi klub perlu sadar benar bahwa Liverpool pernah mengalami hal serupa dan terlalu bermain dengan batasan yang membuat potensi mereka sering layu sebelum berkembang.
Tentu pengalaman puasa gelar berpuluh tahun lamanya menjadi hal yang menyedihkan. Namun dari sanalah harusnya Liverpool dan seluruh pelaku di dalamnya paham betul bahwa kerusakan ini harus sesegera mungkin diatasi sebelum menjalar menjadi sebuah kebiasaan yang menghancurkan.
Mau mengulang sejarah dan menjadikan ini musim terakhir Klopp di Anfield? Berniat memboyong kembali sang kekasih yang baru saja meraih gelar perdananya bersama Rangers?
Apapun keputusannya, menurut saya setidaknya Liverpool harus memberikan kesempatan lagi bagi Klopp seperti bagaimana City memberikan dukungannya pada Pep Guardiola musim ini. Klopp masih menajdi orang paling tepat bagi Liverpool untuk membangun fondasi tim mereka menyongsong masa yang akan datang. Dan setelah semua itu selesai, barulah sang kekasih boleh kembali untuk melanjutkan kinerja Klopp yang sebenarnya sudah teramat baik mengingat rekam jejaknya selama berada di Liverpool.
Setuju?