Kota Manchester, baik yang berada di sisi merah maupun biru, lagi-lagi menunjukkan keseriusannya dalam mengarungi arus persaingan Liga Inggris musim 2016/2017 mendatang. Liga Inggris kembali dibuat geger oleh berita perekrutan John Stones senilai 50 Juta Pundsterling dari Everton ke Manchester City.
Pep Guardiola yakin benar bahwa dalam sepakbola, mencetak gol adalah jalan terbaik menuju kemenangan . Filosofi Guardiola bukanlah paham sepakbola bertahan, dan ia percaya bahwa sepakbola menyerang yang sempurna selalu dimulai dari kaki pemain yang berdiri di paling belakang lapangan, baik itu seorang penjaga gawang ataupun seorang pemain bertahan.
Guardiola memang dikenal menyukai pemain bertahan yang mahir mengolah si kulit bundar. Mulai dari jaman Gerard Pique saat ia membesut Barcelona, hingga Jerome Boateng, Xabi Alonso, dan juga David Alaba di Bayern Muenchen. Disini, Stones diproyeksikan Guardiola untuk melapisi benteng pertahanan City yang terbilang cukup rapuh karena seringkali ditinggal oleh kapten mereka, Vincent Kompany. Mangala dan Otamendi pun seringkali tampil inkonsisten hingga menyebabkan lubang pertahanan City begitu mudah diekspos oleh penyerang lawan.
Bukan hanya itu, Stones yang juga memang mahir menggiring bola dinilai cocok dengan kriteria pemain belakang kesukaan Guardiola. Kemahiran Stones sebagai ball playing defender akan menjadi jembatan yang membantu pemain tengah City mengalirkan bola menuju barisan penyerangan mereka baik itu melalui sisi sayap maupun tengah lapangan.
Usianya yang masih 22 tahun memang menjadi faktor yang membuat banyak orang percaya bahwa Stones akan menjelma menjadi salah satu bek terbaik di Liga Inggris (mungkin saja di Eropa bahkan dunia). Namun, kecenderungannya melakukan blunder dan tampil inkonsistem musim lalu bersama Everton membuat banyak pihak resah. Beberapa pundit bahkan menilai harga transfer yang menobatkannya sebagai salah satu bek termahal dunia akan menjadi beban yang memberatkan langkahnya nanti.
Hanya saja, proyeksi jangka panjang yang dibuat oleh Guardiola menjadi alasan utama dibelinya Stones dari Everton. Stones pada tahun sebelumnya memang sudah masuk dalam radar pembelian Chelsea dan diproyeksikan sebagai suksesor dari sang kapten John Terry. Angka 30 juta Poundsterling menjadi angka yang ditawarkan Chelsea satu tahun yang lalu. Meski demikian, Everton menolak tawaran tersebut dan kini mengambil untung saat Stones dilego ke City 20 juta Poundsterling lebih banyak.
Bukan sebuah hal yang aneh jika Stones nantinya akan berharga jauh lebih tinggi di masa depan melihat potensinya yang memang cukup menjanjikan sejauh ini. Lagipula, pemain berkewarganegaraan Inggris memang memiliki nilai yang biasanya tergolong sangat mahal. Apalagi untuk seorang pemain belakang bermasa depan cerah dan telah rutin bermain secara reguler di Liga Inggris? Harga 50 Juta Poundsterling rasanya bukanlah sesuatu yang aneh untuk digelontorkan oleh City.
Di masa lalu, transfer super yang melibatkan banyak pemain belakang top pada masanya bukanlah hal yang aneh. Lihat bagaimana hasil yang didapat Manchester United kala membeli Rio Ferdinand sebesar 46 juta Euro pada tahun 2002. Atau bagaimana hasil dari keberhasilan Juventus menggaet Gianluigi Buffon senilai 51 juta Euro dari AC Parma dan Lillian Thuram senilai 41 juta Euro kala itu.
Memang tidak ada jaminan bagi Stones untuk mengikuti jejak para pemain belakang berlabel super mahal tersebut. Bisa saja nasibnya tidak akan jauh berbeda dari Eliaquim Mangala ataupun Dmytro Chygrynskiy yang gagal menjawab ekspektasi mereka setelah dibanderol dengan harga selangit.
Kita tunggu saja bagaimana kisah kelanjutan John Stones sebagai salah pemain belakang termahal dunia yang akan digembleng oleh salah satu pelatih terbaik sepakbola pada jaman ini.
Picture source: www.mancity.com