Hasil seri 1-1 antara Manchester United dan Chelsea seakan nyaris menutup rapat peluang United untuk finis di posisi 4 besar di akhir musim 2018/2019. Hasil ini membawa United tertahan di posisi ke 6 dengan selisih 3 poin dari Chelsea yang memiliki jumlah selisih 8 gol lebih superior. Kekalahan Spurs dan Arsenal di pekan yang sama juga semakin meramaikan pemburuan posisi 4 besar hingga penghujung akhir musim.
David De Gea menjadi nama yang paling banyak dibicarakan pada pertandingan ini. Namun, jika biasanya De Gea diperbincangkan karena penampilan memukaunya, beberapa pekan ke belakang, De Gea lebih sering menjadi biang keladi gagalnya United meraih poin penuh. Setelah melakukan blunder pada 2 pertandingan sebelumnya menghadapi City dan Everton, lagi-lagi De Gea mempersulit dirinya sendiri saat menghadapi Chelsea.
Tendangan jarak jauh Rudiger tak mampu ditangkap sempurna oleh De Gea dan bola muntahan tersebut disambar dengan cepat oleh Marcos Alonso. De Gea yang sadar akan kesalahan fatalnya tersebut hanya bisa menggelengkan kepala setelah bola melesat masuk setelah sempat memantul di tiang dalam sebelah kiri miliknya.
Banyak orang mempertanyakan semangat dan motivasi De Gea belakangan ini. Namun jika kita beranggapan bahwa De Gea telah habis, maka kita adalah salah satu pengamat paling bodoh yang pernah ada. Ole Solskjaer sendiri memiliki pandangannya terkait performa De Gea. “David adalah pemain yang sangat luar biasa. Kami terus mendukung satu sama lain. Tidak mungkin kami menyalahkan semuanya pada dirinya seorang. Ia pasti sadar akan kesalahan yang Ia buat. Kami akan duduk bersama membicarakan hal ini dan saya yakin David akan meresponnya dengan baik”, ujar Ole.
Ole pun menolak saat ditanya apakah Ia berani untuk membangkucadangkan De Gea karena hal ini. “Benarkah kalian berpikir demikian? Ada banyak cara untuk mengembalikan pemain ke performa terbaiknya dan saya akan duduk dengan David untuk bicara sama seperti saat Ia tampil luar biasa untuk kami. David bukanlah alasan mengapa kita berada di peringkat 6 seperti sekarang.”
De Gea memang tampil kurang baik dalam beberapa pekan terakhir, namun kontribusinya bisa dibilang merupakan yang terbaik selepas era kepemimpinan Sir Alex Ferguson. Gelar pemain terbaik United banyak didapatkannya karena tanpa aksinya, mungkin United sudah jauh tersungkur di papan tengah semenjak beberapa musim silam. Bahkan banyak orang setuju bahwa Ia adalah satu-satunya pemain yang tak akan tersentuh andai perombakan besar-besaran terjadi dalam tim.
Hanya saja, melihat performa keseluruhan tim yang tak kunjung membaik, De Gea dibebani sebuah pekerjaan yang nampak mustahil bagi seorang penjaga gawang. Posisi yang paling identik dengan kesalahan tentu tak bisa terus dijadikan tumpuan untuk mendongkrak performa tim yang kacau balau. Kontrak baru pun belum disepakati oleh De Gea dan pada jangka panjang, nampaknya Manchester United akan jadi pihak yang paling dirugikan andai kesepakatan baru tak dapat ditemui.
Kini, Manchester United hanya mampu menang 2 kali dalam 10 pertandingan terakhir dan hal ini semakin memperkeruh suasana tim yang tak lagi padu seperti saat pertama Ole Gunna Solskjaer kembali ke Old Trafford.