Baru kemarin kita disadarkan bagaimana para pesepakbola hanyalah manusia biasa seperti kita, laga Inggris menghadapi Kroasia serta 2 laga lanjutan grup C dari Austria, Makedonia Utara, serta Belanda dan Ukraina kembali membawa kira pada puncak kenikmatan yang seakan menjadi candu bagi kita yang menyaksikannya.
Pesepakbola ini lagi-lagi memberika kita sebuah sajian yang membelalakkan mata. Mulai dari kemenangan heroik, gol bersejarah, penampilan mengejutkan, hingga kejar mengejar gol yang begitu apik di laga yang tersaji pukul 2 dini hari tadi (WIB). Menyaksikan laga Belanda dan Ukraina saat dini hari seperti tadi adalah sebuah keistimewaan. Tak jarang laga yang dilakukan pada dini hari memberikan kita penyesalan karena berjalan membosankan dan hanya membuat jam tidur kita yang hari-hari ini semakin berharga.
Hujan gol di babak ke-2 menjadi sebuah perayaan bagi kita yang sungguh menikmati pagelaran Piala Eropa kali ini. 5 gol yang tersaji di babak kedua pun menjadi sejarah baru dalam kejuaraan antar negara di Eropa semenjak pertama dilangsungkan. Gol yang tak terjadi di babak pertama juga tak menyusutkan keseruan yang disajikan Belanda dan Ukraina. Kedua tim bermain terbuka dan kita pun terhipnotis menikmati jual beli serangan kedua tim yang tampil menghibur terutama bagi para penonton netral. Sepakbola lagi-lagi menyelamatkan kita dari rasa jengah menghadapi hari Senin yang sibuk ini.
Selain itu ada pula rekor dari Marten Stekelenburg sebagai penjaga gawang tertua di Piala Eropa setelah berhasil tampil dan melewati rekor pendahulunya Edwin Van Der Sar. Stekelenburg yang sebenarnya hanya menjadi pelapis di Ajax nyatanya mendapatkan kesempatan ini karena suspensi Onana di Liga Eredivise. Di timnas pun Stekelenburg terpilih karena Jasper Cillesen terpapar virus COVID-19 sebelum turnamen digelar. Tak ada yang menyangka bahwa penjaga gawang berusia 38 tahun ini akan kembali ke panggung tim nasional setelah terakhir kali mentas di tahun 2016. Begitulah hidup sungguh tak tertebak dan menjadi sebuah romansa dalam dunia sepakbola.
Laga Inggris pun memberikan sebuah perayaan kecil bagi mereka yang selama ini terus berani bermimpi. Sempat dikritik dalam memasang 11 pemain utamanya di laga perdana, Southgate berhasil membungkam para kritikus yang mencacinya. Kalvin Phillips yang tak diprediksi untuk memulai laga dan musim sebelumnya hanya bermain di Championship division bersama Leeds tampil menjadi pahlawan dalam laga perdana Inggris. Pemain berusia 25 tahun itu menjadi pusat serangan dan pertahanan tim dan seharusnya layak menyabet predikat sebagai pemain terbaik di laga ini. Ia memberikan1 buah assist kepada Sterling yang akhirnya bisa membuka keran golnya bersama The Three Lions di turnamen besar mereka. Lagi-lagi sebuah perayaan bagaimana orang biasa yang tadinya dipandang sebelah mata berubah menjadi seorang pahlawan setelah 90 menit laga berlangsung.
Sepakbola memang seharusnya selalu kita nikmati dengan sebuah perayaan. Contoh saja kebahagiaan para pendukung yang sudah cukup bahagia karena bisa kembali menyaksikan penampilan tim dukungan mereka secara langsung di stadion.
Sepakbola memang sederhana. Kita saja sebagai manusia yang seringkali merayakannya dengan cara yang kurang pantas.