Ketika ditanya perihal peluang timnya untuk memenangi trofi Liga Champion musim ini pada sesi konferensi press, kapten Leicester City, Wes Morgan menjawab, “ya, kami bisa memenangkannya”. Di sebelahnya sang pelatih, Claudio Ranieri terlihat menahan tawa. Ranieri berkata bahwa untuk memenangkan trofi Liga Champion yang dihuni oleh begitu banyak tim kuat Eropa adalah sesuatu yang mustahil. Namun Ranieri kembali berujar bahwa Leicester mampu melakukan sesuatu yang dianggap mustahil. Persis seperti kisah yang mereka torehkan musim lalu ketika menjuarai liga Inggris.
Entah jejak siapa yang akan diikuti oleh Leicester. Apakah mereka akan mampu mengulang kisah dongeng Brian Clough bersama Nottingham Forrest ataukah malahan gagal melewati fase grup persis seperti apa yang dialami Blackburn Rovers? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Misi pertama Leicester adalah bertandang ke markas Club Brugge di Belgia dini hari nanti WIB. Leicester tergabung bersama Brugge, Porto, serta Copenhagen di Grup G. Di atas kertas, Porto yang punya banyak pengalaman berlaga di pentas liga Champion memang diunggulkan, namun peluang tim lain untuk melaju ke babak gugur juga terbilang besar. Pengalaman mengukir rekor demi rekor secara konsisten musim lalu di liga menjadi senjata bagi Ranieri untuk menunjang mental anak asuhnya untuk berlaga kali pertama di ajang liga Champion musim ini.
Leicester yang musim lalu hanya kalah 3 kali sepanjang musim telah mengalami 3 kekalahan dari 5 pertandingan awal mereka musim ini. Chemistry yang kuat antar personil Leicester belum terlihat sepadu musim lalu. Sebuah hal yang diakui oleh Ranieri.
“Kami telah melakukan hal yang tidak pernah anda bayangkan musim lalu. Kami memberikan 120% di setiap laga dan hal tersebut jelas sulit kami ulangi musim ini. Apa yang sudah terjadi musim lalu sudah lewat dan kini kami harus mengulang semua dari awal. Tidak ada lagi keistimewaan yang kami terima karena sama seperti yang lain, kami memulai kembali dari nol.” ujar Ranieri perihal performa Leicester yang tidak setangguh musim lalu.
Terlepas dari segala hak diatas, Leicester harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk tampil sebaik mungkin. Karena apa yang mereka tulis musim lalu jelas menjadikan mereka sorotan. Kini semuanya ada di tangan Leicester sendiri. Jika tidak ingin menyesal di kemudian hari, tampil beringas di Belgia nanti menjadi harga mati.
Bagi para pendukung Leicester City kenikmatan menonton tim kesayangan mereka di Eropa menjadi sebuah sensasi yang tak terbayangkan. Mereka akan sangat menikmatinya karena dalam lubuk hati mereka, mereka sadar bahwa kesempatan seperti ini mungkin tidak akan pernah datang lagi.
Setidaknya, mungkin dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan.
Picture source: mirror.co.uk