Harry Kane menjalani musim yang cukup menarik. Meski berhasil menjadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub dan menjadi satu-satunya pemain yang mampu mencetak 30 gol atau lebih sebanyak 2 musim dalam format 38 pertandingan Liga Primer, Ia gagal membawa Spurs bermain di kompetisi Eropa setelah hanya finis di posisi 8 dalam klasemen akhir kompetisi Liga Primer musim 2022/2023. Jika tak ada pemain bernama Erling Haaland, mungkin Kane sudah menggondol sepatu emasnya yang ke-4 di ajang Liga Primer.
Kane akan berusia 30 tahun sebentar lagi. Dan di usianya saat ini, sebagai salah satu sosok penyerang paling tajam di dunia, Kane belum juga mampu memenangkan trofi bagi klub dan negaranya. Saat kondisi Tottenham Hotspurs kian memprihatinkan, Kane masih menyisakan kontrak hingga tahun 2024. Bagi Spurs sendiri, melepas Kane musim panas ini akan memberikan mereka setidaknya sebuah pemasukan yang besar. Jika tidak, Kane bisa pergi secara cuma-cuma karena kontraknya yang akan segera berakhir tahun depan.
Berbekal ketajaman di depan gawang, Kane dikaitkan erat dengan Manchester United hingga Bayern Muenchen yang memang tengah membutuhkan seorang penyerang kelas dunia untuk menambah daya gedor mereka di musim depan. Kane sendiri banyak dinilai harus mulai lebih egois dalam memikirkan karirnya. Jika tidak mengambil keputusan berani musim panas ini, bisa jadi Kane akan benar-benar mengakhiri karir di level tertinggi tanpa satu pun pencapaian besar berupa trofi bersama Spurs.
Tentu Kane mungkin saja memperpanjang kontraknya dan terus bermain di Spurs guna menjamin keberadaannya sebagai pemain terpenting tim. Ia juga mungkin ingin terus berkarir di Liga Primer untuk mengejar rekor pencetak gol terbanyak yang hingga kini masih dipegang Alan Shearer. Bagi Kane tentu hal itu bisa digapai jika Ia mendapatkan garansi bermain di setiap pertandingan, sesuatu yang belum tentu Ia dapatkan dengan kehadiran pelatih seperti Erik Ten Haag yang berani melakukan pertukaran pemain secara radikal.
Waktu terus bergulir dan Kane tak semakin muda setiap harinya. Jika bukan sekarang, maka mungkin Kane sendiri sudah menyerah dengan takdirnya dan memilih jalan aman untuk mengakhiri karirnya sebagai salah satu pemain yang potensinya tak pernah mencapai level terbaik di lapangan. Setidaknya dalam hal raihan prestasi secara tim dan bukan individu.