Misi besar Manchester City untuk menyapu bersih semua gelar dari kompetisi yang mereka jalani musim ini berlanjut dalam laga babak 8 besar Liga Champions menghadapi Tottenham Hotspurs. Bertandang ke stadiun baru milik Spurs, City akan menantang diri mereka sendiri dalam balutan atmosfer yang pastinya akan dipenuhi oleh para pendukung fanatik tim tuan rumah.
Setelah berhasil melaju ke babak final Piala FA, City diberitakan pasti menurunkan susunan pemain terbaik mereka kala bertamu ke Spurs. Meski diunggulkan dalam laga kali ini, City harus belajar dari pengalaman mereka yang belum juga mampu memenangkan trofi Liga Champions hingga saat ini. Musim lalu, City juga menjadi unggulan saat bermain menghadapi Liverpool di babak 8 besar. Dan hasilnya, City hancur di tangan Liverpool yang pada akhirnya menjadi runner – up musim lalu. Tentunya Pep Guardiola tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.
Pep sendiri mengaku tidak akan mengubah gaya bermain mereka dini hari besok (WIB). “Saya tidak akan merubah apapun. Spurs boleh berencana untuk bermain 1 lawan 1 dan terus menekan secara agresif sekalipun, namun, kami akan siap menghadapinya. Kami hanya perlu meladeni mereka dengan lebih agresif di setiap aspeknya,” ujar Pep. “Kami tidak akan bisa melaju sejauh ini dan bermain seperti musim lalu hingga melanjutkan trennya ke musim ini tanpa manusia, para profesional, serta para pemain dalam tim yang luar biasa. Terutama dalam sisi konsistensi, kami saling mendorong satu sama lain. Kami terus berjuang hingga paruh akhir musim ini. Dan tentunya kami tahu apa yang harus kami lakukan di sisa musim ini,” tambah Pep.
Pochettino sendiri memandang perjalanan Spurs sejauh ini sebagai suatu keajaiban. Memang musim ini Spurs bisa dibilang beruntung berhasil lolos dari grup maut bersama Barcelona, Inter Milan, dan PSV. Dan menghadapi City yang memiliki motivasi begitu besar, Spurs harus berani bermain keluar dari zona nyaman mereka. Bagi Pochettino, stadiun dan atmosfer baru di sekeliling mereka akan membantu namun tak banyak berarti andai strategi mereka di lapangan tak berjalan sesuai rencana. “Kami akan memulai dengan mental yang kuat, agresif, mencoba untuk menguasai lapangan serta bermain dalam tempo tinggi. Saya bermain dengannya dalam banyak pertandingan saat Pep menukangi Barcelona dan saya bersama Espanyol. Ia mengenal bahwa saya sangat berani dan bermain menyerang. Kami tau bahwa kualitas tim membuat banyak orang berkata bahwa Ia akan menang, tapi kami akan berusaha keras agar menjadi tim yang mamou mengalahkan mereka di akhir pertandingan,” ujar Pochettino.
Setelah bermain di ajang Liga Champions, kedua tim akan kembali bersua dalam lanjutan laga Liga Primer Inggris. Menarik melihat bagaimana strategi kedua pelatih dengan 2 kebutuhan berbeda akan menentukan hasil akhir yang menarik pada akhir musim ini.
Pep Guardiola harus pintar karena Ia tau bahwa misi sapu bersih City tengah berada dalam periode terberat mereka pada bulan April ini.