Inggris tengah memasuki era baru setelah mengganti pelatih mereka akibat kasus memalukan yang menimpa Sam Allardyce. Kini bersama Gareth Southgate, Inggris menatap Piala Dunia 2018 mendatang dengan harapan yang lebih baik dibandingkan masa-masa memalukan dalam turnamen besar di tahun-tahun sebelumnya. Kemenangan tim nasional Inggris U-20 pada perhelatan Piala dunia U-20 di Korea Selatan juga menjadi acuan bahwa generasi baru untuk tim nasional Inggris mungkin saja telah tiba.
Bersama Southgate, Inggris berhasil menang dan mengalahkan tim-tim seperti Malta, Skotlandia, dan juga Lithuania. Kala itu pasukan “The Three Lions” bermain cukup apik dan memberikan suntikan moral positif bagi beberapa pemain muda mereka. Hanya saja, diatas kertas tim-tim tersebut memang layak kalah saat bertanding melawan Inggris. Dan benar saja, sejauh ini Inggris dibawah asuhannya baru memetik 3 kemenangan dari 8 laga sejauh ini.
Hal tersebut membawa Southgate sadar bahwa ujian sebenarnya bagi Inggris adalah pada partai persahabatan melawan tim-tim besar Eropa seperti Jerman, Spanyol, dan yang terbaru, Perancis. Kalah melawan Jerman, seri melawan Spanyol, serta kalah 3-2 dari Perancis yang hanya bermain dengan 10 orang di 45 menit babak ke-2 membawa Southgate mulai terlihat murka. Ia pun mengakui bahwa begitu banyak aspek yang harus ditingkatkan oleh para pemain Inggris baik itu pergerakan dengan bola, maupun tidak. Southgate mengakui bahwa pada pertandingan melawan Perancis adalah pertama kalinya ia merasa begitu marah dan kecewa pada para pemainnya di ruang ganti.
“Sejujurnya saya tidak terkejut dengan penampilan Perancis yang begitu baik meskipun bermain denhan 10 pemain. Saya sudah memperhatikan mereka semenjak putaran Piala Eropa 2016 lalu dan saya tahu betapa baik pemain mereka dari segi fisik serta teknik permainan. Pemain muda mereka juga sangat menjanjikan. Tentu saya kecewa karena kami kalah dari 10 pemain di 45 menit penuh babak ke ke-2, namun saya hanya bisa menyalahkan pemain kami yang perlu meningkatkan kinerja mereka di banyak aspek,” ujar Southgate.
Southgate sendiri menegaskan kepada media bahwa ia berharap masyarakat mau sabar untuk melihat perubahan baik dalam tubuh tim nasional Inggris. “Saya tidak mempunyai tongkat sihir yang mampu segera memperbaiki segala kekurangan saat ini. Kami mempunyai beberapa pemain muda yang sangat potensial serta aspek taktik baru yang cukup menjanjikan. Namun kami tentu perlu waktu untuk hal tersebut.”
Menghadapi lawan elit seperti Jerman, Spanyol, dan Perancis dianggap sebagai bahan pengalaman yang berharga untuk memotivasi pemainnya. Southgate sadar bahwa untuk bisa kembali berdiri sejajar dengan para tim elit Eropa dan dunia lainnya, kekalahan akan menjadi modal yang jauh lebih berharga dibandingkan kemenangan melawan tim semenjana yang membuat para pemain terkadang lupa dan malah terlalu jumawa atas hasil yang sudah sepatutnya mereka raih tersebut.