Gelandang Chelsea, N’Golo Kante, tidak nyaman kehidupan pribadinya diungkit oleh publik. Kante ingin orang-orang mengenalnya sebagai pesepak bola.
Dalam beberapa kesempatan, Kante kerap menunjukkan sisi rendah dirinya di depan kamera. Hal itu membuat publik menggambarkan pemain berumur 27 tahun itu sebagai sosok baik dalam dunia sepak bola.
Tengok saja bagaimana tingkah lakunya kala berhasil membawa Prancis menjadi juara Piala Dunia 2018. Sangking rendah hatinya, ia bahkan rela menunggu giliran berfoto dengan trofi sebelum rekannya, Stevan N’Zonzi, membantunya dapat giliran.
Namun, Kante merasa gerah dengan perhatian publik yang terlalu berfokus pada dirinya di luar dunia sepak bola. Mantan gelandang Leicester City tersebut lalu meminta publik untuk memandang dirinya hanya sebagai pemain sepak bola saja.
“Saya bermain sepak bola dan ingin dianggap sebagai pemain sepak bola. Saya tidak ingin orang-orang lebih memerhatikan saya di luar sepak bola, atas apa yang saya lakukan, dan bertanya: ‘Siapa N’Golo?’,” ujar Kante kepada majalah resmi The Blues.
“Cukup anggap saya sebagai pemain. Anda tak perlu melihat ini dan berkata: ‘Oh, dia seperti ini, dia seperti ini, dia seperti ini’. Bertanya saja soal permainan saya, tidak lebih. Saya hanya ingin menjadi pemain seperti biasanya,” lanjutnya.
Status sebagai orang yang baik dalam dunia sepak bola pun tidak mendapat tanggapan positif dari Kante. Malah sebaliknya, ia mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang yang seperti itu, baik di dalam maupun luar lapangan.
“Saya adalah saya. Saya tidak bisa menjelaskannya, tapi saya merasa sebagai orang yang paling baik, di lapangan ataupun dalam kehidupan. Saya adalah diri saya sendiri,” tambahnya.
“Bila saya menang, saya menang, dan bila kalah, saya kalah. Tetapi saya selalu mencoba untuk memberikan yang terbaik di kompetisi apapun. Bukan karena saya orang yang baik,” tandasnya.
Dengan kerendahan hatinya, Kante berhasil mempersembahkan gelar di tiap klub yang ia singgahi. Sejak mengantar Leicester City juara Premier League tahun 2016 lalu, trofi bergengsi selalu mampir di tangannya.