Meski sudah mengelontorkan uang yang tidak sedikit pada bursa transfer yang lalu, Chelsea masih belum menemukan top peformance nya, bahkan terkesan tertatih – tatih dalam perjalanan menuju papan atas klasemen Premier League 2020/2021.
Sejak Roman Abramovich mengambil alih Chelsea, The Blues telah berinvestasi besar-besaran di bursa transfer untuk memperkuat skuat mereka. Mereka telah mendatangkan beberapa pemain hebat yang telah menjadi dasar kesuksesan mereka selama beberapa dekade terakhir.
Namun, mereka juga kerap salah besar dan telah membayar puluhan juta pound untuk pemain yang mengecewakan mereka. Bahkan musim panas lalu, Chelsea menghabiskan lebih dari € 200 juta tetapi kebanyakan dari mereka belum mencapai level kesuksesan seperti yang diinginkan di Stamford Bridge.
Iya benar, Fernando Torres memenangkan Liga Champions bersama Chelsea, tapi rapornya selama ada di London amat mengecewakan.
Karier Fernandro Torres bisa dibagi menjadi dua bagian, Fernando Torres sebelum Chelsea dan Fernando Torres setelah Chelsea.
Torres bergabung dengan Chelsea sebagai salah satu striker terbaik yang pernah dilihat Liga Inggris. Tidak ada pemain bertahan di liga yang bisa mengimbangi pemain Spanyol itu saat itu. Tapi setelah bergabung dengan Chelsea, dia justru melempem.
Chelsea mengontraknya dengan biaya rekor Inggris saat itu sebesar € 58,5 juta dari Liverpool. Ya, dia memang mencetak gol yang sangat penting melawan Barcelona di semifinal dalam perjalanan mereka menuju gelar Liga Champions, tetapi koleksi 45 gol dari 172 penampilan jelas bukan rapor yang membanggakan.
Status Andriy Shevchenko sebagai salah satu penyerang terbaik di Eropa pada awal tahun 2000-an tak perlu diperdebatkan.
Pemain Ukraina itu telah menjadi salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki AC Milan, tetapi rumor menyebutkan bahwa Jose Mourinho tidak sejatinya tak tertarik untuk membawanya ke Chelsea.
Namun, Roman Abramovich tetap nekat membelinya. Shevchenko merugikan Chelsea £ 30 juta. Ia gagal unjuk ketajaman di The Blues.
Dia meninggalkan klub tiga tahun kemudian setelah hanya mencetak 22 gol dalam tiga tahun.
Ketika Leicester City memenangkan gelar Premier League pada musim 2015-16, semua orang dibuat terperangga.
Klub yang tak dihitung jadi kekuatan papan atas punya banyak pemain bagus yang selama ini tak pernah dipantau. Sebut saja Jamie Vardy dan Riyad Mahrez yang jadi motor ofensif The Foxes. Keduanya didukung oleh kemitraan lini tengah yang luar biasa antara N’Golo Kante dan Danny Drinkwater.
Ketika Chelsea memutuskan menduetkan Kante dengan Drinkwater di Stamford Bridge, mereka pasti percaya bahwa keajaiban yang mereka buat di Leicester akan berulang. Namun, itu tidak berjalan sesuai rencana dan Drinkwater berakhir di bawah arahan Maurizio Sarri setelah hanya membuat 23 penampilan untuk The Blues di semua kompetisi.
Dia dibeli dengan harga £ 35 juta dan saat ini dipinjamkan ke klub Super Lig Kasimpasa.
Chelsea harus menggantikan Diego Costa yang ngambek meninggalkan tim gara-gara berseteru dengan manajer tim, Antonio Conte, pada musim panas 2017. Pada awalnya The Blues dikaitkan dengan Romelu Lukaku. Namun, Lukaku akhirnya menandatangani kontrak dengan Manchester United dan Chelsea memutuskan untuk membawa Alvaro Morata dari Real Madrid dan mereka membayar € 66 juta.
Morata menikmati masa pinjaman yang bermanfaat di Juventus. Setelah kembali ke Real Madrid, ia adalah striker pilihan kedua mereka, tetapi berhasil mencetak lebih dari 20 gol di La Liga. Dia datang dengan banyak harapan.
Morata memudar setelah tampil mengesankan pada awalnya dan tak lama kemudian, dia menjadi non-entitas di klub. Morata mencetak total 24 gol dari tiga kali lebih banyak pertandingan untuk Chelsea dan dikirim dengan status pinjaman ke Atletico Madrid dengan kewajiban membeli.
Pemain berusia 28 tahun itu saat ini dipinjamkan ke Juventus oleh Atletico Madrid dan sejauh ini tampil ciamik.
Ketika Thibaut Courtois akhirnya mendapatkan keinginannya untuk pindah ke Real Madrid, Chelsea berjuang menemukan penjaga gawang kelas dunia lain yang bisa menutupi lubang yang ditinggalkan sang kiper asal Belgia. Mereka membayar mahal untuk mendatangkan Kepa Arrizabalagatetapi berakhir dengan kekecewaan.
Dia penjaga gawang yang sangat rentan melakukan kesalahan dan juga tidak memiliki sikap yang baik. Kepa Arrizabalaga sempat naik kelas menggantikan David de Gea sebagai kiper nomor satu Timnas Spanyol, tapi hal itu hanya terjadi di beberapa laga.
Ia kini menjadi penyesalan terbesar Chelsea dalam sejarah transfer mereka.
Dia dikontrak dengan harga £ 71,6 juta dan saat ini menjadi pilihan ketiga di Chelsea di bawah Edouard Mendy dan Willy Caballero. Kepa baru memulai tiga pertandingan di Premier League musim ini dan kebobolan enam gol.