Thibaut Courtois akhirnya berhasil melewati masa – masa sulit setelah musim pertamanya berjalan sangat buruk. Di musim perdananya, Courtois datang sebagai penjaga gawang terbaik Piala Dunia 2018 menggantikan posisi Keylor Navas. Sayangnya, performa Real Madrid memang tengah buruk. Hal ini juga mengakibatkan Courtois tampil di bawah performa terbaiknya. Ia kebobolan 48 gol dalam 35 pertandingan dan hanya mencetak 10 clean sheet.
Secara pribadi, saya tidak meragukan potensi Courtois. Dan hal itu terbukti musim ini. Di bawah asuhan Zidane, pemain asal Belgia ini jadi salah satu pilar penting keberhasilan Real Madrid menyingkirkan keraguan para peragunya. El Real, kini duduk di posisi puncak La Liga, unggul 3 poin dari Barcelona. Bahkan raihan clean sheetnya sudah mencapai angka 11, melewati pencapaiannya musim lalu. Lini belakang Real Madrid menjadi kunci dari keberhasilan mereka tampil baik musim ini. Di Eropa, mereka berhasil jadi yang paling minim dalam urusan kebobolan dengan 14 gol, bersama Liverpool.
Mungkin cara Courtois datang ke Madrid menjadikannya sebagai sasaran tembak. Selain karena dirinya yang menyeberang dari Atletico Madrid, Ia juga datang dengan terus merajuk kala masih berseragam Chelsea. Hal ini membuat banyak pihak kurang simpati dengannya. Padahal, seperti yang sudah ditulis di atas, Courtois tampil begitu perkasa di ajang Piala Dunia 2018. Ia mengantarkan Belgia meraih posisi 3 di Rusia.
Courtois menjadi sosok penjaga gawang yang sebenarnya sah saja duduk di jajaran penjaga gawang terbaik dunia. Postur, refleks, serta komandonya di kotak penalti bisa dibilang selalu berada di atas rata-rata semenjak dikenal dunia saat masih membela Atletico Madrid.
Namun, itulah nasib penjaga gawang. Dipuja dan disumpah serapah hanya dibedakan oleh satu kesalahan kecil. Penjaga gawang sebaik apapun takkan mampu tampil optimal jika pemain lain di depannya bermain buruk. Contoh saja Leno di Arsenal musim ini.
Musim ini, berilah kredit pada Courtois yang meraih penghargaan pemain terbaik La Liga bulan Januari 2020. Ia pantas mendapatkannya dan menutup mulut para pengkritiknya selama ini.
Penjaga gawang itu unik. Dan saat ada kesempatan untuk mengapresiasi kinerja mereka, pujian itu bisa jadi kunci akan keberhasilan tim yang dibela penjaga gawang tersebut pada akhir musim.