Di usianya yang sudah menginjak angka 34 tahun, Karim Benzema akhirnya mulai mendapatkan perhatian serta pujian yang layak Ia dapatkan selama ini. Musim ini, Benzema mencetak 36 gol dari 36 pertandingan yang Ia lakoni bersama Real Madrid. Bahkan, Benzema baru saja mencetak hattrick secara beruntun setelah 3 golnya bersarang indah di gawang Edouard Mendy dini hari tadi (WIB).
Setelah membawa Madrid lolos secara dramatis di babak 16 besar melalu trigolnya ke gawang Paris Saint Germain, Benzema melanjutkan tren positifnya engan trigol ke gawang Chelsea di leg pertama babak 8 besar Liga Champions UEFA. Di titik ini, tentu tak ada lagi yang meragukan kualitas mencetak gol Benzema, namun, proses gol pertamanya lah yang membuat banyak pihak yakin bahwa Benzema adalah penyerang paling komplit yang dimiliki dunia sepakbola saat ini. Kita lihat bagaimana Benzema mau turun ke tengah lapangan dan menciptakan ruang bagi pemain tengah Madrid sebelum pre assistnya ke sisi kiri lapangan dimanfaatkan dengan manis oleh Vinicius Jr yang pada akhirnya memberikan assist untuk sundulan Benzema. Catatan 13 assist di seluruh kompetisi menjadi bukti bagaimana Benzema tak bertahan di klub sebesar Real Madrid selama 13 tahun hanya karena dasar keberuntungan.
Meski masih kalah dalam urusan mencetak gol oleh Lewandowski, kita melihat bagaimana secara menyeluruh tugas Lewandowski memang dititik beratkan pada urusan mencetak gol. Bagi Benzema, 9 tahun waktu yang dilewatkan bersama pemain sekaliber Cristiano Ronaldo memaksanya berevolusi menjadi pemain serba bisa. Mulai dari melayani Ronaldo sebagai pemberi assist, hingga bergerak memberi ruang untuk Ronaldo agar bisa bergerak lebih leluasa di kotak penalti. Benzema menjelma menjadi pemain serba bisa yang tetap tajam dan tak egois untuk melakukan semuanya seorang diri.
Meski kerap bermasalah terutama di tim nasional Perancis, permainannya di ajang Piala Eropa 2020 (2021) lalu seakan membuka mata dunia bagaimana Benzema bukanlah sebuah masalah namun kini berubah menjadi sebuah anugerah bagi kubu tim nasional. Piala Dunia 2022 bisa menjadi ajang kebangkitannya bersama tim nasional setelah musim spektakuler Benzema kali ini.
Anugerah pemain terbaik alias Balon d’Or yang merubah tenggat waktu untuk sistem penilaian para kandidatnya juga nampak menguntungkan Benzema jika memang Ia bisa mempertahankan permainannya hingga akhir musim. Dan saat Benzema memenangkan bola emas tersebut, saya rasa tak akan banyak suara yang menyangkal keabsahan penghargaan tersebut bagi pemain kelahiran 19 Desember 1987 tersebut.