Gelandang muda timnas Spanyol, Isco harus bekerja dan berperan dengan tanggung jawab lebih berat setelah kepergian Ronaldo akhir musim lalu.
Memang, di sana masih ada Luka Modric ataupun Gareth Bale, serta bisa saja Marco Asensio. Namun, faktor pengalaman dan kualitas permainan, membuat Isco menjadi tulang punggung area dapur serangan El Real.
Statistik individu Isco memang tak terlalu menonjol pada musim ini, namun fungsinya tergolong krusial. Pelatih Real Madrid, Santiago Solari menganggap Isco bakal selalu menjadi instrumen penting pada setiap aliran bola Si Putih.
Sayang, performa tak menawan Isco sedang mendapat sorotan negatif dari para fan Real Madrid. Terakhir, ia mendapat siulan tak mengenakkan kala Real Madrid kalah dari CSKA Moskow, pada matchday terakhir fase grup Liga Champions.
Saat itu, Real Madrid takluk 0-3, dan menjadi gambaran kalau performa area tengah Real Madrid tengah bermasalah. Tidak heran jika Isco dianggap menjadi kambing hitam atas kekalahan Real Madrid dari wakil Rusia tersebut.
Fans yang dulu memuja Isco kini menjadi berbalik mencemooh sang pemain untuk pertama kalinya. Mereka sepertinya sangat tidak puas dengan kontribusi Isco sejauh ini.
Mengingat sudah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari para fans, Isco sepertinya bisa meninggalkan klub dalam waktu dekat. Jika itu terjadi maka Los Merengues harus mencari pengganti sang pemain.
Pemain Denmark ini akan menjadi pembelian yang sangat mahal jika Galacticos memutuskan untuk membuat kesepakatan untuknya pada musim panas. Namun, jika Madrid menganggapnya sebagai kebutuhan mutlak, dia akan bermain untuk Blancos.
Mantan superstar Ajax itu telah menjadi detak jantung Spurs di bawah asuhan Mauricio Pochettino. Visi dan tipu muslihatnya di lapangan yang membuat tim London Utara itu terus berdetak. Dengan 6 assist dalam 13 pertandingan Premier League musim ini, servisnya sangat memanjakan pemain depan.
Superstar Juventus ini adalah satu di antara gelandang yang tidak banyak mendapat sorotan dunia. Pjanic memulai karirnya sebagai gelandang serang sebelum digeser ke depan pertahanan di Juventus.
Ini memungkinkan permainannya secara keseluruhan berkembang dan dia sekarang adalah tipe pemain yang menemukan ruang di lini tengah dan menghubungkan timnya dengan umpan apiknya.
Dia hanya mencetak dua gol dan satu gol dalam 13 pertandingan Serie A tetapi pengaruhnya yang sebenarnya mengatur tempo tim.
Real Madrid bisa memenangkan Liga Champions pada musim 2015-16 karena mereka punya Isco dan James Rodriguez di dalam tim. Pasangan ini dirotasi dengan sangat baik oleh Zinedine Zidane meski pemain Spanyol itu mendapatkan kesempatan lebih banyak daripada pemain Kolombia tersebut.
Pada akhirnya, itulah yang menyebabkan mantan pemain AS Monaco itu meninggalkan Bernabeu untuk Bayern Munchen dengan status pinjaman. Ada laporan James ingin kembali dan itu sangat adil dan masuk akal bagi Galacticos apabila memberinya kesempatan seperti yang mereka lakukan dengan Isco.
Pemain Real Madrid lainnya yang harus pergi karena lini tengah mereka menumpuk. Kovacic menyadari bahwa dengan Lopetegui sebagai pelatih, Isco akan lebih disukai dan karenanya ia terpaksa pindah dengans status pinjaman ke Chelsea.
Di Stamford Bridge, ia dengan cepat menjadi pemain favorit penggemar dan para penggemar The Blues menginginkan klub untuk mempermanenkan statusnya. Karena Isco hampir selalu bermain di lini tengah, memulangkan Kovacic dan melepas Isco akan masuk akal karena ia bukan hanya seorang penggiring yang cerdik tetapi juga belajar seni membuat keputusan di bawah Maurizio Sarri.