Zlatan Ibrahimovich telah mengemas 116 caps dan mencetak 62 gol selama 15 tahun membela tim nasional Swedia. Sempat memutuskan gantung sepatu di pentas internasional pada tahun 2016, 5 tahun setelahnya Zlatan kembali dipanggil dan merumput bersama timnas Swedia melawan Georgia dan Kosovo di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 serta melawan Estonia akhir bulan nanti dalam laga persahabatan.
Tak lagi muda, di usia 39 tahun Zlatan diharapkan masih mampu memimpin negaranya untuk meraih hasil terbaik. Janne Andersson sendiri mengaku masih sangat mempercayai kualitas Zlatan baik di dalam ruang ganti maupun saat beraksi di atas lapangan. Hal ini didukung pula oleh anak Zlatan sendiri, Vincent Ibrahimovich yang mendukung penuh keputusan sang ayah untuk kembali ke pentas internasional. Zlatan mengakui bahwa sang anak menangis kala keputusan itu Ia buat 5 tahun silam. Kini, Zlatan jadi pihak yang mengeluarkan air mata haru karena ternyata di usianya kini Ia masih terus dipercaya dan mendapat dukungan terbaik dari orang terdekat di sekitarnya.
Banyak pengamat berpendapat bahwa kembalinya Zlatan diakibatkan oleh tak adanya generasi baru di timnas Swedia yang bisa membawa timnas. Meski memang masih tampik apik di level klub, menjadi ujung tombak negara di usia 39 tahun menjadi hal yang tak baik bagi masa depan timnas Swedia. Sebagai salah satu tim Eropa yang sering dianggap sebagai kuda hitam di tiap turnamen besar, Swedia sebenarnya tak pernah tampil terlalu mentereng setelah terakhir kali menjadi semifinalis Piala Dunia tahun 1992. Bahkan bersama Zlatan saja Swedia gagal menembus babak utama Piala Dunia 2010 dan 2014. Mereka paling jauh melaju ke babak 8 besar pada gelaran Piala Eropa 2004. Sisanya Swedia tidak lolos dari babak grup atau tidak berpartisipasi sama sekali di ajang Piala Eropa maupun Piala Dunia.
Ucap manis perihal kepercayaan memang jadi jawaban aman atas alasan dipanggilnya kembali Zlatan. Zlatan sendiri mungkin sadar bagaimana negaranya begitu membutuhkan dukungan darinya hingga Ia perlu kembali merumput setelah 5 tahun lamanya. Meski tak perlu terlalu dibesar-besarkan, seharusnya semua pihak tahu bahwa alasan sebenarnya kembalinya Zlatan itu lebih dari masalah kepercayaan. Ada masalah tentang mandeknya pemain muda yang gagal tumbuh berkembang hingga belum bisa menjadi panutan baru di dalam tubuh timnas Swedia. Sensasi kembalinya Zlatan harusnya menjadi cambuk bagi federasi sepakbola Swedia untuk segera berbenah guna mengatasi ketergatungan mereka terhadap Zlatan yang tak lagi muda.
Zlatan boleh mengaku bahwa Ia punya tubuh abadi. Namun percayalah, yang keluar dari mulutnya itu tak lebih dari sekedar kepercayaan diri guna memacu dirinya sendiri untuk terus tampil maksimal selagi kondisi tubuhnya masih mengijinkan untuk bermain di level tertinggi.