Kekalahan 0-1 dari Benevento menjadi acuan bagaimana musim ini Juventini harus rela untuk memulai proses kembali demi masa depan klub yang lebih baik. Setelah terus menjadi raja Italia selama hampir 1 dekade, musim ini Juventus nampak harus rela memberika gelar tersebut pada klub lain.
Dua sosok besar, Andrea Pirlo serta Cristiano Ronaldo menjadi sorotan media menyikapi kekalahan ini. Pirlo jelas menjadi angin segar bagi tim di awal musim. Namun, belum banyaknya pengalaman sang mantan pemain menjadi suara yang terus didengungkan banyak fans Juventus. Mereka beranggapan bahwa Pirlo belum mumpuni dalam mengurus tim sebesar Juventus. Buktinya memang sejauh ini Juventus sudah tersingkir dari ajang Liga Champions dari Porto di babak 16 besar dan juga terpaut 10 angka dari Inter Milan di puncak klasemen Serie A hingga pekan ke-28.
Selain Pirlo, Cristiano Ronaldo juga menjadi perbincangan. Semenjak didatangkan lepas Piala Dunia 2018 lalu, Ronaldo masih gagal memberikan apa yang Juventini inginkan. Trofi Liga Champions masih menjadi mimpi bagi Juventus setelah terakhir kali begitu dekat dengan impian tersebut pada tahun 2015 untuk kemudian pupus oleh Barcelona di laga puncak. Ronaldo sendiri diberitakan masih kerasan di Juventus meski berbagai rumor malah mengaitkan sang pemain segera hijrah karena tak memenuhi ekspektasi di kota Turin.
Fabio Paratici, selaku CFO (Chief Football Officer) Juventus menegaskan bahwa para pendukung harus sabar dengan proses yang sudah mereka bangun semenjak musim lalu. Pirlo dan Ronaldo pun ditegaskan Paratici sebagai pilar penting berhasilnya proyek ini di masa depan. Mereka harus kembali ke dasar dan percaya proses setelah selama ini terus berjaya di kompetisi domestik dan dimanjakan akan pencapaian tersebut.
Kini Juventus sedang ada dalam masa transisi. Perubahan itu memang tak selalu nyaman. Gesekan akan terus membuat banyak pihak berteriak dan meminta jawaban. Namun jika berhasil melewatinya dengan baik maka dominasi Juventus untuk setidaknya kembali berjaya di tanah sendiri hanya tinggal masalah waktu. Pencapaian di Eropa pun bukan jadi mimpi yang tak tergapai. Andai ada proyek jelas ke arah sana, Juventus hanya akan berubah semakin kuat dan matang di kemudian hari.
Idealnya seperti itu. Yang tidak ideal itu jika tim dan staf kepelatihan dirombak berulang kali seperti apa yang terjadi di Manchester City sebelum era Pep Guardiola.
Setuju Juventini?