Pelatih Arema FC Javier Roca mengisahkan momen tragis yang dialami oleh skuad Singo Edan dalam tragedi Kanjuruhan usai laga pekan ke-11 Liga 1.
Kekalahan yang merupakan bagian dari pertandingan sepak bola merupakan hal biasa bagi Roca, namun pengalaman setelah laga kompetisi sepak bola Indonesia akhir pekan lalu menyisakan haru mendalam.
Roca dan para pemain melihat langsung suporter meninggal di ruang ganti. Roca mengungkapkan pemain-pemainnya begitu emosional.
“Ya memang sangat berat, waktu itu mencoba, coba untuk tegas, untuk tidak terlalu terpukul, tetapi dengan situasi seperti itu berat sekali. Dari situ sudah hilang kendali, sudah pada mulai teriak, sudah pada mulai pukuli pintu. Dengan rasa bersalah pertama, dengan rasa bersalah, dengan rasa yang tidak mampu membantu lebih,” terang Roca.
Tragedi Kanjuruhan yang meninggalkan duka membuat suporter menyuarakan persatuan dan melupakan rivalitas yang selama ini menjadi jurang pemisah. Tragedi yang menewaskan 125 jiwa ini telah menghancurkan dendam antar suporter yang pernah berseteru dan berubah menjadi aksi mulia.
Insiden yang menghilangkan nyawa ratusan penonton sepak bola di Stadion Kanjuruhan mengundang dukacita dari kelompok-kelompok suporter di Indonesia.
Bahkan suporter Persebaya Surabaya yang memiliki riwayat tak akur dengan suporter Arema tak malu mengungkap bela sungkawa. Fans Persebaya yang akrab dengan sebutan Bonek itu menggelar acara doa bersama. Hal yang sama dilakukan kelompok suporter lain di berbagai daerah.
Keakuran suporter menjalar dari dunia nyata ke ranah maya. Perihal persatuan suporter menjadi bahasan viral di media sosial dan mudah ditemui dalam 24 jam terakhir, setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Pesan-pesan persatuan melalui kata atau gambar diutarakan baik oleh akun-akun yang dikelola secara individu maupun kelompok.
Terdapat individu-individu dan kelompok suporter yang menyatakan tak akan lagi melontarkan caci maki terhadap klub yang selama ini dianggap pesaing dari klub kesayangannya. Selain itu ada juga yang menyatakan persaudaraan kepada kelompok supporter lain.
Tak sedikit pula akun-akun yang mengajak persatuan di antara beberapa suporter yang selama ini kerap bertolak belakang, seperti fans Persija Jakarta dan Persib Bandung. Selain itu ada pula fans PSIM Yogyakarta, Persis Solo, dan PSS Sleman.
Komentar-komentar persatuan tersebut mendapat respon baik pula dari akun-akun lain yang juga tampak jengah dan resah dengan tragedi Kanjuruhan.
Tanda pagar #SepakatDamai pun ramai di media sosial Twitter menyuarakan perdamaian antarsuporter.
Sumber foto : tempo.co