John Terry telah mengangkat tinggi trofi juara Liga Premier Inggris sebagai tanda bahwa pagelaran Liga Inggris musim 2016/2017 sudah selesai.
Dalam 380 pertandingan yang berlangsung selama kurang lebih 9 bulan terakhir di musim 2016/2017 ini, banyak peristiwa menarik yang terjadi dan beberapa hal tersebut akan dibahas dalam artikel kali ini.
Harry Kane si “One Season Wonder”
Sebagai salah satu pemain yang tiba-tiba meroket penampilannya di musim 2014/2015 lalu, Harry Kane langsung menggebrak Liga Inggris dengan torehan 21 golnya musim itu. Hattrick ke gawang Chelsea pada pertandingan tahun baru 2015 lalu menjadi ajang perkenalannya sebagai salah satu penyerang muda terbaik di Eropa bahkan dunia. Di musim 2015/2016, Kane diprediksi sebagai “one season wonder” alias pemain yang hanya mampu tampil bagus dalam 1 musim saja seperti apa yang terjadi pada beberapa pemain seperti Federico Macheda di Manchester United dan Michu di Swansea City. Namun kenyataan berkata lain dan di akhir musim Kane keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga dengan raihan 25 gol. Musim ketiganya sebagai pemain utama pun berjalan seirama dengan raihan golnya di 2 musim terakhir meskipun sempat absen dalam 7 pertandingan di Liga. Total 7 golnya dalam 2 pertandingan terakhir di minggu ke-37 dan 38 membawanya kembali keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga Inggris dengan raihan 29 gol, 4 gol lebih banyak dari raihannya di musim lalu.
Pemain terbaik dalam sosok N’golo Kante
N’golo Kante sukses menjadi pemain terbaik Liga Inggris musim 2016/2017 setelah memproklamasikan dirinya sebagai jenderal lapangan tengah sang juara, Chelsea. Kante sukses menjadi pemain terbaik versi para pemain, para jurnalis sepakbola, serta pemain terbaik versi EA Sports. Dirinya juga menjadi pemain pertama yang berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris secara beruntun dengan 2 tim yang berbeda yaitu Leicester City di musim 2015/2016 serta Chelsea di musim 2016/2017. Kemampuannya kini bahkan kerap dibandingkan dengan sosok pendahulunya di tim nasional Perancis yaitu Claude Makelele. Hanya masalah waktu yang bisa menjawab sejauh apa Kante akan terus berkembang sebagai salah satu gelandang terbaik di Eropa bahkan dunia.
Thibaut Courtouis, sang peraih sarung tangan emas
Courtouis jelas harus berterima kasih pada Antonio Conte yang merombak habis taktik dan formasi Chelsea musim ini. Sebelum Conte beralih ke formasi 3-5-2, Courtouis baru saja digelontori 3 gol oleh Arsenal dalam derby London di Emirates Stadium. Dan cerita setelah itu kini telah berubah menjadi sejarah. Chelsea menjadi tim paling stabil dalam masalah pertahanan serta penyerangan mereka di setiap pertandingan. Dan di akhir musim kiper berkebangsaan Belgia ini sukses meraih sarung tangan emas dengan raihan 16 buah clean sheet di musim 2016/2017 kali ini. Performa gemilang Courtouis dibawah mistar gawang menjadi bukti bahwa penampilan buruknya musim lalu hanyalah sebuah anomali semata.
Keberhasilan Chelsea mencetak rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim
Kemenangan Chelsea atas Sunderland di laga terakhir Liga kemarin mencatatkan rekor baru semenjak Liga Premier Inggris berlangsung. Chelsea mencatatkan kemenangan terbanyak dalam satu musim dengan total raihan 30 buah kemenangan dari 38 laga yang dimainkan. Rekor sebelumnya adalah 29 kali kemenangan yang juga dicatatkan oleh Chelsea di musim 2004/2005 dan di musim 2005/2006. Hal ini seakan menegaskan supremasi Chelsea selama 13 tahun terakhir sebagai tim tersukses di Inggris terutama setelah mereka bermain di bawah rezim Roman Abramovich.
Kegagalan perdana Arsene Wenger meraih tiket ke ajang Liga Champions
Meski berhasil menghantam Everton dengan skor 3-1 pada pertandingan terakhir Liga Inggris kemarin, Arsenal dipastikan gagal meraih tiket ke Liga Champions akibat kemenangan yang juga diraih oleh Manchester City dan Liverpool. Untuk pertama kalinya dalam 21 tahun menjabat sebagai pelatih utama Arsenal, Arsene Wenger harus puas untuk finis di luar posisi 4 besar dan mengakhiri musim di posisi ke-5. Raihan 75 poin oleh Arsenal juga merupakan raihan poin tertinggi untuk sebuah tim yang gagal mengakhiri musim di posisi 4 besar.
Selain Arsenal, Manchester United juga harus puas finis di posisi ke-6
Selain Arsenal, tim raksasa lainnya yang gagal finis di posisi 4 besar adalah Manchester United. Dan yang menarik adalah untuk pertama kalinya semenjak musim 1978/1979 kedua tim besar tersebut sama-sama gagal finis di posisi 4 besar pada akhir musim.
Kemungkinan 5 tim Inggris untuk berlaga di ajang Liga Champions musim 2017/2018
Di musim depan kemungkinan untuk terlibatnya 5 tim asal Inggris di ajang Liga Champions mungkins aja terjadi andaikan Manchester United yang hanya berada di posisi ke-6 berhasil menjuarai ajang Liga Europa musim ini. Jika berhasil mengandaskan perjalanan Ajax Amsterdam pada laga final nanti maka Inggris akan mengikuti jejak Spanyol yang musim lalu mengirimkan 5 wakilnya setelah Sevilla berhasil menjuarai turnamen tersebut di musim 2015/2016.
Tottenham Hotspurs mencetak selisih gol terbaik untuk tim yang gagal juara pada musim tersebut dan rekor lainnya
Spurs memang gagal menjadi juara Liga Premier Inggris musim ini namun mereka mencatatkan sejumlah catatan impresif pada pagelaran musim 2016/2017. Mereka mencatatkan selisih gol +60, alias menjadi pencetak selisih gol terbanyak untuk tim yang gagal mencatatkan diri sebagai juara pada musim tersebut. Hal ini merupakan catatan yang luar biasa setelah pada musim 2013/2014 mereka hanya mencatatkan selisih gol +4, dilanjutan dengan selisih +5 di musim 2014/2015, lalu menanjak tajam ke angka +34 di musim lalu dan menggebrak secara impresif di musim 2016/2017 kali ini. Spurs juga mencatatkan kekalahan yang paling sedikit musim ini (4), tidak terkalahkan di kandang semusim penuh, dan menyumbangkan Kane sebagai pencetak gol terbaik serta Dele Alli sebagai pemain muda terbaik. Son Heung Min juga menjadi pemain asal Korea Selatan pertama yang berhasil mencetak 20 gol dalam semusim di liga top Eropa.