Italia dan Spanyol akan berjumpa di babak semifinal Piala Eropa 2020 dalam 2 hari ke depan. Dari apa yang kita ketahui bersama, laga ini akan menjadi ajang balas dendam bagi Italia setelah terakhir kali bertemu di ajang ini mereka kalah 4 gol tanpa balas. Yang lebih menyakitkan, kekalahan tersebut mereka rasakan di laga puncak Piala Eropa 2012 silam.
Berselang 9 tahun kemudian, situasi sudah jauh berubah. Italia dan Spanyol sama-sama sudah mengalami regenerasi pemain serta pelatih sebelum akhirnya takdir kembali mempertemukan mereka. Italia dan Spanyol mengalami perjalanan yang cukup berbeda di ajang Piala Eropa kali ini. Italia berhasil tampil melebihi atau setidaknya menyamai ekspektasi, sedangkan Spanyol perlahan tapi pasti, mengubah keraguan menjadi keyakinan.
Sama berhasil mencetak 2 digit gol, Spanyol jauh lebih buruk dalam bertahan dibandingkan Italia yang begitu solid dengan hanya kebobolan 2 gol (bahkan 1 gol dari Lukaku tercipta melalui titik putih). Meski menjadi pahlawan di babak 8 besar menghadapi Swiss, Unai Simon beberapa kali tampil kagok bahkan berujung melakukan 1 buah blunder yang nyaris membawa mereka pulang lebih awal di babak 16 besar. Kombinasi Pau Torres serta Laporte juga masih sering melakukan kesalahan mendasar yang mengakibatkan kerugian bagi pihak kawan sendiri. Meski demikian, lini depan Sapnyol bermain cukup fleksibel dengan pembagian gol yang merata. Hanya Gerard Moreno saja yang masih bermain tanpa mencetak gol di lini depan.
Italia sendiri bukan tanpa celah. Cederanya Leonardo Spinazzola menjadi faktor yang bisa saja mempengaruhi daya gedor mereka terutama diri sisi sayap kiri lapangan. Emerson yang menggantikan Spinazzola bisa jadi titik lemah Italia yang selama ini sulit dijebol lawan. Di lini depan, Immobile sendiri harus bermain lebih berani karena bermain kurang maksimal di fase gugur. Belloti bahkan beberapa kali bisa memberikan opsi yang lebih baik setelah masuk dari bangku cadangan. Namun patut disyukuri sayap-sayap lincah mereka bermain sangat apik dengan dukungan trio lini tengah yang berlimpah baik dari sisi pemain utama hingga pemain yang berstatus supersub seperti Pessina dan Locatelli.
Pertandingan klasik ini diharapkan mampu berlangsung seru. Layaknya pertandingan klasik antara si merah dan si biru, antar Gli Azzuri dan La Furia Roja, kita berharap laga ini akan menjadi salah satu laga terbaik yang bisa dikenang untuk waktu yang panjang.
Tiket final jadi taruhannya. Masa pertandingannya tidak seru?