Alexis Mac Allister. Pemain berusia 23 tahun yang lahir di Santa Rosa, Argentina ini menjadi salah satu bintang muda yang namanya meroket pada pesta sepakbola Piala Dunia tahun ini. Bermain di Brighton & Hove Albion semenjak 2019, Mac Allister sudah 2 kali dipinjamkan ke tim asal Argentina yakni Argentinos Juniors dan Boca Juniors sebelum musim 2022/2023 kali ini mencuri perhatian pecinta sepakbola di Liga Inggris.
Namun, namanya baru benar-benar mendunia setelah Ia menjadi pemain kepercayaan Lionel Scalloni dalam turnamen Piala Dunia yang baru saja mereka menangkan secara dramatis pekan lalu. Mac Allister mencetak gol perdananya pada laga hidup mati babak grup menghadapi Polandia dan bahkan memberikan assist untuk gol kedua Argentina di partai final yang diselesaikan dengan manis oleh Angel Di Maria.
Meski masih terhitung sebagai pemain junior, Mac Allister bersama pendatang baru terbaik turnamen ini, Enzo Fernandes berhasil menyokong pemain, kapten, sekaligus idola mereka Lionel Messi ke podium tertinggi dan memastikan gelar pemain terbaik sepanjang masa diraih sang pemain. Mac Allister menjadi nyawa dari permainan Argentina selama 7 pertandingan di Qatar dan kini lantas diburu oleh banyak klub besar Eropa setelah penampilan apiknya.
Dikabarkan ada 5 klub top Eropa yang meminati jasanya sesegera mungkin. Arsenal, Manchester United, Tottenham Hotspurs, Inter Milan, hingga Atletico Madrid nampak serius ingin menggaet sang gelandang. Masing-masing klub punya agenda tersendiri dan mereka merasa Mac Allister bisa menjadi sosok yang menjawab tiap kebutuhan mereka untuk mengarungi sisa musim 2022/2023 yang akan kembali bergulir akhir pekan ini. Dalam 14 laga bersama Brighton sejauh ini di Liga Primer, Mac Allister sudah mencetak 5 gol. Ia bisa mencetak gol dan menjadi penyuplai bola yang mumpuni untuk memecahkan kebuntuan saat tim membutuhkan gol.
Namun, bukan cerita baru andai pemain yang dibeli karena tampil bagus pada suatu turnamen sepakbola lantas berakhir mengecewakan. Konsistensi yang diperlukan seringkali tak berjalan sesuai harapan hingga pemain-pemain yang meroket di turnamen pendek itu lantas terlupakan dan malah gagal berkembang lebih jauh. Sebut saja pemain seperti El Hadji Diouf, Asamoah Gyan, hingga Renato Sanchez.
Pesona Mac Allister memang menyilaukan. Prestasi yang sudah Ia torehkan juga akan selamanya tercatat dengan tinta emas dalam sejarah sepakbola dunia. Namun perlu diingat bahwa perjalanannya masih sangat panjang. Apapun bisa terjadi dan tiap keputusannya di masa-masa krusial seperti ini akan sangat menentukan langkahnya di kemudian hari.