Leicester City yang tengah limpung setelah hanya memetik 3 kemenangan dalam 14 laga di Liga Inggris secara spektakuler menghancurkan Manchester City yang diasuh oleh seorang Pep Guardiola.
Jamie Vardy berpesta dengan hattrick perdananya selama membela Leicester dan Riyad Mahrez kembali berubah bagai seorang pesulap yang beratraksi di atas lapangan hijau. Gol cepat dari Vardy dan Andy King di 5 menit awal babak pertama menghancurkan agenda Guardiola malam itu. Duet John Stones serta Claudi Bravo juga tidak terlihat membaik. Hal itu jelas terlihat setelah gol ke-3 Vardy yang memanfaatkan umpan balik Stones yang tanggung terhadap Bravo.
Guardiola jelas kelihatan asik bermain dengan filosofinya sendiri tanpa memperhatikan gaya permainan lawan malam itu. Seluruh lawan Leicester bertahan lebih ke dalam dan rapat untuk menutup gaya permainan cepat sang juara bertahan. Area di sayap kanan yang biasa dikuasai oleh Mahrez biasanya akan diisi oleh 3 lapis pemain bertahan guna menahan laju sang pemain terbaik Liga Inggris musim lalu itu. Ruang gerak di belakang garis pertahanan terakhir juga ditutup rapat demi menghadang laju akselerasi kilat Vardy yang musim lalu menjadi pertunjukkan horor bagi pemain bertahan lawan.
Manchester City nampak melupakan semua hal diatas dan malah bermain asik dengan garis pertahanan tinggi sesuai dengan filosofi Guardiola untuk bermain menyerang sambil menguasai bola dari garis pertahanan paling belakang. Hasilnya mereka harus rela menelan kekalahan 4-2 dari sang juara bertahan yang tengah limbung. Hal ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Guardiola yang tidak pernah membawa City mencatatkan clean sheet dalam 10 pertandingan terakhir mereka di Liga Inggris.
Vardy juga mengakhiri paceklik golnya selama 10 pertandingan terakhir dengan gaya yang spektakuler. Mahrez yang juga mendapatkan sorotan tajam setelah performa gemilangnya musim lalu berhasil menunjukkan bahwa ia memang bukan seorang pemain yang sembarangan ketika tim lawan memberinya keleluasaan untuk mendapatkan ruang. Kombinasi emas mereka tahun lalu yang sempat terhenti di bulan Februari kini kembali setelah Mahrez memberikan umpan manis untuk gol ke-2 Vardy pada malam tersebut.
Menghadapi City yang notabene merupakan salah satu unggulan tahun ini, Leicester kembali menorehkan catatan positif yang memberikan efek kejutan pada perjalanan tim berjulukan The Foxes ini.
Hasil ini semakin menegaskan kiprah Guardiola yang tidak konsisten selama mengasuh Manchester City musim ini. Dan hasil ini juga kembali mengingatkan kita bahwa Vardy dan Mahrez jelas belum puas berpesta setelah keajaiban yang mereka torehkan musim lalu.
Mungkin Eropa harus bersiap untuk pesta milik Vardy dan Mahrez dengan skala yang lebih besar lagi di tahun 2017 mendatang.