Sebagai juara bertahan, Chelsea akan menjalani tugas berat di leg kedua babak delapan besar Liga Champions UEFA usai kalah 1-3 dari Real Madrid di Stamford Bridge pekan lalu. Tanpa adanya aturan gol tandang, Chelsea wajib menang 3 gol tanpa balas di kandang Real Madrid dini hari besok (WIB).
Meski secara logika hal tersebut masih mungkin terjadi, Thomas Tuchel memilih untuk lebih realistis dan menganggap bahwa timnya akan menjalani misi yang nyaris mustahil dimenangkan. Real Madrid sendiri punya sejarah mentereng di kompetisi Eropa dan kini tengah berada dalam performa yang cukup konsisten.
Namun, Carlo Ancelotti yang juga pernah menukangi Chelsea menganggap bahwa itu semua hanya permainan kata dari Tuchel. Ancelotti yakin Chelsea akan datang dengan niat untuk lolos ke babak semifinal. Selain itu, Chelsea juga baru saja menang besar 6 gol tanpa balas dari Southampton di laga terakhir mereka pekan lalu.
Ancelotti paham betul bagaimana banyak hal mustahil kerap terjadi di leg kedua laga Liga Champions. Siapa yang menyangka Barcelona bisa melakukan La Remontada terhadap PSG setelah kalah 4 gol di leg pertama? Siapa pula yang menjagokan Manchester United atau AS Roma saat mereka kalah jauh di leg pertama oleh PSG serta Barcelona? Belum lagi sejarah tetangga mereka Atletico Madrid yang dijegal hattrick Cristiano Ronaldo kala masih membela Juventus beberapa waktu silam. Yang masih segar dalam ingatan, jelas bagaimana Liverpool mampu membalikkan keadaan kala Barcelona unggul telak di leg pertama dan berakhir meraih trofi Eropa mereka yang ke 6 setelah mengalahkan Spurs di laga puncak.
Chelsea paham betul semua itu takkan berarti apa-apa. Sejarah tak selalu berulang dan perjuangan pasti akan sangat berat. Namun, berpikir bahwa semua akan berjalan mulus bagi Real Madrid jelas sebuah pemikiran yang naif.
Mari kita nantikan kejutan apa yang akan terjadi di leg kedua babak 8 besar Liga Champions UEFA musim 2021/2022 kali ini.