Setelah secara mengejutkan memecat Thomas Tuchel, Chelsea bergerak cepat dengan merekrut salah satu pelatih yang tengah naik daun, Graham Potter. Bersama Brighton & Hove Albion Potter berhasil menjinakkan banyak tim-tim besar dan menjadi salah satu kuda hitam yang diwaspadai semenjak merengsek naik ke divisi utama Liga Primer.
Bersama Potter, musim lalu Brighton finis di posisi ke-9 klasemen akhir dan musim ini pun performa baik tersebut terus berlanjut. Sebelum liga Primer dihentikan sementara karena proses berduka akan meninggalnya Ratu Elizabeth II, Brighton musim ini duduk di posisi 4 dengan raihan 13 poin, hanya kalah dari Arsenal, Manchester City, dan Tottenham Hotspurs dengan selisih 1-2 poin saja.
Kepergian Potter jelas mengecewakan bagi pendukung Brighton serta banyak penikmat sepakbola lainnya terkecuali para pendukung Chelsea yang memang menginginkan perubahan setelah serangkaian hasil negatif beberapa pekan terakhir. Hal ini jelas membuat Brighton limpung dan bisa jadi mengalami penurunan performa setelah hanya memilih Adam Lallana sebagai pemain-pelatih untuk sementara waktu.
Potter diharapkan menjadi simbol pemberontakan. Sayangnya, kini Ia malah bergabung dengan klub besar yang seharusnya Ia gulingkan. Tak heran banyak pihak menyamakan aksi beliau dengan sosok Anakin Skywalker yang membelot ke sisi gelap setelah dikira sebagai salah satu sosok anak terpilih.
Potter punya tugas berat di Chelsea. Sejarah mencatat bahwa siklus ini di Chelsea biasanya menghasilkan sebuah trofi di akhir musim. Dengan proses adaptasi yang diharapkan berlangsung cepat, Potter harus bisa juga bekerja sama dengan Todd Boehly yang nampaknya banyak ikut campur dalam mengelola klub yang baru saja Ia beli ini.
Diberitakan bahwa Tuchel juga gerah dengan intervensi Todd Boehly dan membuatnya terganggu dalam hal merombak kondisi tim dari segi transfer pemain hingga cara bermain. Potter harus paham betul bahwa hal seperti yang dialami Tuchel tentu tak mudah dan harus bersiap akan konsekuensinya andai tak memenuhi ekspektasi sang pemilik klub.
Potter punya waktu lebih untuk mempersiapkan timnya setelah serangkaian kejadian akhir-akhir ini. Kita lihat saja apakah sang pelatih terpilih ini bisa mengikuti jejak rekam sebelumnya atau malah memilih menulis ceritanya sendiri dengan alur yang sama sekali berbeda.