Paris Saint-Germain masih berupaya untuk menghentikan investigasi UEFA guna membuka kembali kasus Financial Fair Play (FFP) mereka melalui banding Pengadilan Arbitrase Olahraga atau yang sering disebut CAS.
Juara bertahan Ligue 1 di ambang terkena hukuman FFP karena belanja besar-besaran dalam satu tahun terakhir. Untuk memboyong Neymar dan Kylian Mbappe saja mereka harus mengeluarkan dana hampir 400 juta euro.
Seperti yang telah dikabarkan, PSG, pada tahun 2017 telah mengontrak Neymar dengan biaya transfer termahal sebesar 222 juta euro dan Kylian Mbappe pada pinjaman awal sebelum membuat kesepakatan permanen dengan nilai 180 juta euro.
Beberapa pemain seperti Javier Pastore, Yuri Berchiche, Odsonne Eduoard dan Jonathan Ikone semuanya turut dilepas untuk mengumpulkan dana di musim panas lalu.
Badan pengatur sepakbola Eropa sendiri memilih untuk meninjau investigasi pada bulan Juli, setelah menyingkirkan PSG yang menentang FFP sebulan sebelumnya.
“Pengadilan Arbitrase Olahraga [CAS] telah mendaftarkan banding yang diajukan oleh klub Prancis Paris Saint-Germain terhadap keputusan yang diberikan oleh UEFA pada bulan September 2018. Atas permintaan pihak-pihak, prosedur akan dilakukan secara rahasia dengan pengecualian dari putusan akhir yang akan dipublikasikan. Dalam keadaan ini, CAS tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai masalah ini.” demikian pernyataan dari CAS.
PSG sempat berencana untuk melepas duo megabintang mereka Neymar dan Mbappe pada musim panas lalu. Hal tersebut terpaksa dilakukan guna menghindar dari sanksi FFP UEFA. Salah satu sanksi terberat yang bakal dihadapi adalah berupa larangan mendatangkan pemain.
Buntut dari pembelian Kylian Mbappe dan Neymar, PSG terancam sanksi dari FFP UEFA. (Sumber:www.sportsillustrated.com)
Sementara itu, klub Serie A Milan pada awalnya dilarang memasuki Liga Eropa musim ini oleh UEFA karena melanggar peraturan FFP, tetapi CAS telah membatalkan keputusan tersebut pada bulan Juli lalu.
Sanksi awal UEFA terkait dengan kegagalan Milan untuk memenuhi persyaratan break-even yang diatur dalam peraturan FFP yang mengatur organisasi. Sementara CAS menerima keputusan ini, menolak permintaan Rossoneri untuk memaksa UEFA menjadi perjanjian penyelesaian, mereka mengklaim larangan bermain di Liga Eropa bukanlah sanksi yang proporsional.
FFP sebenarnya merupakan suatu aturan yang telah dibuat oleh UEFA untuk membatasi kebiasaan buruk klub-klub sepakbola dunia menghabiskan dana besar untuk transfer pemain setiap kali jendela transfer dibuka.