Ajang sepakbola empat tahunan atau Piala Dunia 2022 mulai mengeluarkan aroma tidak sedap. Pasalnya, Departmen Kehakiman Amerika Serikat telah menuduh pihak penyelenggara yaitu Qatar telah melakukan suap untuk mendapatkan suara hak tuan rumah turnamen tersebut.
Akan tetapi, Komite Tertinggi Qatar untuk Pengiriman dan Warisan (SC), menolak keras tuduhan yang telah dilayangkan oleh jaksa dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Berbicara kepada media, jaksa penuntut AS mengatakan kasus ini telah mala diselidiki sejak akhir 2018 lalu. Qatar dituduh telah menyuap beberapa pejabat komite eksekutif FIFA untuk memberikan suara dalam keputusan penting sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
“Ini merupakan bagian dari kasus lama, yang subjeknya bukan proses penawaran Piala Dunia 2022. Kami terus melakukan penyelidikan hingga menemukan bukti.” kata juru bicara jaksa AS, yang tak ingin disebutkan namanya.
“Terlepas dari klaim palsu selama bertahun-tahun, bukti tidak pernah dihasilkan untuk menunjukkan bahwa Qatar memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 secara tidak etis atau dengan cara melanggar aturan penawaran ketat FIFA.
“SC menyatakan bahwa mereka secara ketat mematuhi semua peraturan dan ketentuan untuk proses penawaran Piala Dunia 2022 dan segala klaim yang bertentangan tidak berdasar dan akan ditentang dengan keras.” tambah juru bicara jaksa AS tersebut.
Selain itu, dalam surat dakwaan jaksa AS, ia menyebutkan bahwa tiga anggota eksekutif FIFA 2010 asal Amerika Selatan: Ricardo Teixeira, mendiang Nicolas Leoz, dan seorang konspirator yang tidak disebutkan namanya telah menerima suap untuk memilih Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Sementara itu, FIFA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihak mereka mendukung semua penyelidikan atas dugaan tindak kejahatan tersembunyi.
“Komite Etika FIFA telah menjatuhkan sanksi, termasuk larangan seumur hidup, pada pejabat sepakbola yang disebutkan dalam proses ini.” kata seorang juru bicara FIFA.
“Sejauh menyangkut FIFA, jika ada tindakan kejahatan yang salah dilakukan oleh pejabat sepakbola, orang-orang tersebut harus dikennai sanksi hukuman.” tambahnya.