Sebuah pengadilan di Prancis pada hari Khamis (16/11) lalu memerintahkan bekas menteri kesehatan dan olahraga Prancis Roselyne Bachelot untuk membayar ganti rugi sebesar 12 ribu euro kepada petenis nomor satu dunia Rafael Nadal atas tuduhan doping beberapa waktu lalu.
Pengadilan telah menemukan bahwa pada saat wawancara pada bulan Maret 2016 di sebuah stasiun televisi Prancis, Bachelot, yang menjabat sebagai menteri kesehatan dan olahraga di antara tahun 2007-2010, telah mencemarkan nama pemenang Grand Slam 16 kali itu dengan mengatakan bahwa Nadal telah menggunakan zat doping untuk meningkatkan penampilannya pada tahun 2012 lalu.
Mendengar perkataan menteri wanita itu, bintang tenis itu mengajukan tuntutan hukum terhadap Bachelot pada bulan berikutnya, ia mengatakan: “Pada saat kasus tersebut dimaksudkan untuk mempertahankan integritas dan citra saya sebagai atlet, tetapi juga nilai-nilai yang telah saya perjuangkan sepanjang karir saya.”
Meski ia telah memenangkan gugatan tersebut, bintang tenis yang sempat mengikuti ATP Tour Finals tahun ini lebih memilih untuk menyumbangkan uang tersebut ke sebuah badan amal yang ada di Prancis.
“Seperti yang Anda bisa lihat di media, hari ini menjadi momen yang indah bagi saya, tim saya dan para penggemar saya,” kata Nadal.
“Pengadilan Prancis sudah menyelesaikan kasus ini untuk kejujuran dan integritas saya sebagai atlet. Saya ingin berterima kasih kepada Anda semua yang masih memiliki kepercayaan kepada saya.”
“Saya berusaha untuk mencegah tokoh publik untuk membuat tuduhan menghina atau salah melawan atlet, tanpa bukti atau dasar dan tanpa mendapat hukuman dengan menggunakan media. Motivasi saya sendiri sudah saya katakan bukanlah semata-mata ekonomi.” tambah Nadal.
Bekas menteri kesehatan dan olahraga Prancis Roselyne Bachelot diwajibkan membayar ganti rugi kepada bintang tenis Rafael Nadal. (Sumber:www.boska-p.com)
Walaupun ia telah mundur dari ATP Tour Finals, posisi petenis asal Spanyol itu sebagai petenis nomor satu dunia tidak akan melorot karena ia sukses mengunci posisi tersebut usai meraih kemenangan pada babak kedua Turnamen Paris Masters pada tahun ini.
Setelah memenengkan tuntutan hukumnya, Nadal mendesak badan tenis dunia (ITF) untuk segera mengungkapkan hasil semua tes doping yang pernah ia lakukan.
Meski demikian, ITF mengatakan tidak akan merilis hasil tes namun menambahkan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan Nadal untuk membuktikannya.