Pasca melepas Sumail dan mengembalikan offlaner kesayangan, Ceb, OG berharap performa mereka membaik. Sayangnya, line up ini malah dapat tamparan keras dari Nigma di ajang OGA Dota PIT Season 2.
OG tampak masih bereksperimen dengan MidOne dan Saksa. Sang mdilane yang sempat dijadikan offlane lalu kini main posisi 1 ternyata tak lebih baik dari Sumail. MidOne bahkan feeding cukup banyak dalam 2 game yang ia mainkan kontra Nigma.
Pertama, menggunakan Meepo, MidOne mati 12 kali dan kill 10 kali. Game selanjutnya memakai Faceless Void, MidOne tumbang 8 kali dan hanya membunuh 2. Fans tentu tak bisa lagi menerima alasan kalau MidOne main dengan ping tinggi karena ia sudah berada di pusat latihan OG.
Pun dengan Saksa yang belum kelihatan konsisten. Meski harus diakui Saksa adalah pemain yang bagus, namun ia tak kunjung jadi sosok playmaker yang diharapkan. Lubang yang ditinggalkan JerAx terlalu besar bahkan seorang Saksa tak mampu menyamai pengaruhnya.
Ini membuktikan kalau permasalahan OG bukan pada kemampuan mekanik pemain yang kurang, namun playstyle yang masih belum harmonis. Banyak fans yang merasa melepas Sumail adalah keputusan yang salah, apalagi performa si Prodigy selalu all out meski ujungnya OG kerap kalah.
Topson pun patut dievaluasi karena lebih banyak ditekan ketimbang menekan seperti yang biasanya ia lakukan. Perubahan gameplay bertubi-tubi sejak kemenangan The International 2019 belum bisa Topson kuasai dengan baik walau di ranah pubs match pemain ini tetap mengerikan.
OG masih bertahan di lower bracket OGA Dota PIT Season 2 dan bakal bertanding lagi hari ini kontra VP.Prodigy. Kekalahan akan terasa sangat pahit, terutama untuk Ceb yang pede kalau kehadirannya bisa langsung buat OG berjaya lagi.